HURMAT HAUL MASAYIKH PENDIRI MADRASAH RAUDLATUL ULUM DAN HARLAH 101 TAHUN NU

Jamaah Santri Assuyuthiyah atau JSA mengadakan Hurmat Haul Masayikh Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan, Trangkil, Pati. Agenda haul memperingati Haul KH. (Jurnalindo.com)
Jamaah Santri Assuyuthiyah atau JSA mengadakan Hurmat Haul Masayikh Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan, Trangkil, Pati. Agenda haul memperingati Haul KH. (Jurnalindo.com)

Jurnalindo.com,- PATI, 31/01/2023, Jamaah Santri Assuyuthiyah atau JSA mengadakan Hurmat Haul Masayikh Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan, Trangkil, Pati. Agenda haul memperingati Haul KH. M. Salim Suyuthi dan Haul KH. M. Humam Suyuthi dan para pendidik, masayikh yang telah khidmah dan berjuang di Pesantren Raudlatul Ulum.

Agenda yang setiap tahunnya diperingati ini, setiap bulan Rajab tahun ini, berlangsung acaranya di komplek Maqbaroh Simbah Almaghfurlah KH. Suyuthi Abdul Qodir. Tadi malam berlangsung Manaqib Kubro dan Tahlil bersama Alumni, dan Santri Simbah Kiai Suyuthi Abdul Qodir.

Tampak hadir, Cucu Simbah Kiai Suyuthi, Gus Muhsin Sholeh, Gus Suyuti Salim, dan beberapa senior diantaranya; Kiai Irham Shodiq, Kiai Abdul Rohim, Gus Aslam Al-HAFIDH dan Gus Fikrul Umam. Dalam suasana khidmah mengharap berkah dari pendiri pesantren, hal ini bukan siapa dan mencari apa. Kita hanyalah santri yang dididik di pesantren, harus ingat akan perjuangan Kiai, dan mengharap berkah dengan mendo’akan para pejuang dan Kiai yang telah mendahului kita.

Banyak hal tentunya, Santri yang sukses, menjadi seorang pejabat, pegawai PNS, Guru, Petani, Pedagang, Nelayan, maupun Ustadz adalah berkah dan do’a dari para Kiai. Dengan diadakannya hurmat Haul Masayikh Pesantren Raudlatul Ulum, kita tahu bahwa tidak ada kesuksesan yang dilalui tanpa proses dan belajar, semua ada ilmunya dan harus bersanad sampai ke Rasulullah SAW.

Selain agenda Haul Masayikh, juga diperingati Hari Lahir NU yang Ke-101 Tahun, bertepatan tanggal 16 Rajab 1445 H, 31 Januari 2024. Gus Muhsin Sholeh mengatakan, Kita dididik untuk selalu ingat akan jasa dan perjuangan Kiai, apalagi Kiai Suyuthi mengajarkan kita, jadi santri itu tidak perlu repot harus tirakat yang berlebih, ketika jadi santri tugasnya ya belajar di Madrasah dan Pesantren tidak usah melakukan hal-hal aneh yang diluar nalar, yang penting pintar, alim, dan menguasai ilmunya insya Allah hidup menjadi berkah dan manfaat.

Tahlil dan manaqib, dilaksanakan dengan penuh khusyuk, dengan ditutup doa oleh Gus Muhsin dan Gus Suyuti. Dan dilanjut dengan makan bersama menikmati hidangan ingkung, dan nasi ambengan khas dengan konsep lesehan model Pesantren Nusantara. Ketua panitia, Kang Roqib patut bersyukur dan bangga akan kekompakan para Santri, yang ikut mensukseskan acara, dan sumbangsih tenaga, dan berkat yang dibawa untuk dinikmati dan membawa berkah setiap yang hadir di komplek Makam Simbah KH. Suyuthi Abdul Qodir. (Setia/Jurnal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *