BEM KM UGM dan Badan Etik Mahasiswa UGM: Perspektif Berbeda dalam Ruang Ekspresi Mahasiswa

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM), Gielbran Muhammad Noor, memberikan ( Sumber foto: Proliman.id)
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM), Gielbran Muhammad Noor, memberikan ( Sumber foto: Proliman.id)

Jurnalindo.com, – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM), Gielbran Muhammad Noor, memberikan tanggapan terkait munculnya Badan Etik Mahasiswa (BEM) UGM. Menurutnya, BEM KM UGM tidak memiliki kaitan dengan Badan Etik Mahasiswa, dan keduanya merupakan entitas yang terpisah.

“Tidak ada kaitannya dengan BEM KM dan itu entitas yang terpisah. Justru saya baru dengar ini ada Badan Etik Mahasiswa, itu mungkin buatan secara mendadak gitu karena saya sama sekali tidak pernah mendapatkan informasi itu,” kata Gielbran.

Gielbran menegaskan bahwa Badan Etik Mahasiswa UGM bukan merupakan unit kegiatan mahasiswa dan bukan bagian dari BEM KM UGM. Meskipun terdapat perbedaan sikap antara kedua organisasi tersebut, Gielbran menyatakan bahwa BEM KM UGM menghormati pendapat setiap orang, bahkan jika berbeda dengan pandangan mereka.

“Kita merespons secara normatif ya, artinya kami membebaskan setiap orang untuk berpendapat meskipun itu berbeda pendapat dengan kami itu bukanlah suatu hal yang masalah. Jadi monggo-monggo aja,” ungkapnya.

Sebelumnya, Badan Etik Mahasiswa UGM menjadi perbincangan karena rencananya memberikan nominasi “Alumnus UGM Paling Membanggakan” kepada Presiden. Aksi ini dianggap sebagai respons terhadap aksi sebelumnya BEM KM UGM yang memberikan gelar “Alumnus UGM Paling Memalukan” kepada Presiden Joko Widodo. Feri Agung Hermawan, Ketua Badan Etik Mahasiswa UGM, menjelaskan bahwa Badan Etik Mahasiswa UGM adalah sebuah komunitas mahasiswa yang memiliki pandangan berbeda dengan BEM KM UGM.

“Kami ingin menunjukkan tidak, bahwa dari internal mahasiswa UGM pun ada pendapat yang berbeda,” kata Feri. Aksi Badan Etik Mahasiswa UGM ini bertujuan untuk mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap sikap dan pandangan Gielbran Muhammad Noor.

Meskipun muncul perbedaan pandangan, baik BEM KM UGM maupun Badan Etik Mahasiswa UGM menegaskan bahwa mereka menjunjung tinggi kebebasan berdemokrasi dan kebebasan berekspresi mahasiswa sesuai minat dan bakat masing-masing. (Kumparan/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *