Dokter ingatkan orangtua agar tidak asal melarang dan memperbolehkan anak bermain

Jurnalindo.com Jakarta, 15/1 – Presiden Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengingatkan agar para orang tua tidak hanya melarang atau membiarkan anaknya bermain, melainkan memperhatikan sejumlah aspek seperti sebagai keamanan dan pendidikan.

Katanya, bermain adalah dunia alami bagi seorang anak. Namun sayangnya di era modern ini, game terus bergeser ke aktivitas online seiring bermunculannya game online.

“Banyak juga yang stuck di gawai, kecanduan gadget, kecanduan game online. Bahkan ada anak-anak yang semalaman di warnet, tidak pulang. Menurut saya ini tidak sehat dan perlu edukasi dari ahlinya, Online seperti apa. , Minggu “Permainan anak yang menimbulkan rangsangan.”

Baca Juga: Warga Kudus ciptakan rokok berbahan baku daun talas, rasanya sangat mengejutkan

Piprim menyatakan kebutuhan dasar anak adalah pembibitan, asih, dan ahsah. Bermain merupakan salah satu komponen prasekolah yang membantu merangsang perkembangan kognitif dan psikologis anak. Komponen asih atau kebutuhan emosional juga mungkin berperan.

Dalam kesempatan itu, Kepala Seksi 3 Dinas Pusat IDAI Dr. D. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH menekankan pentingnya membantu orang tua, terutama dalam memilih mainan dan permainan yang cocok untuk anak. Menurutnya, pemilihan dapat disesuaikan dengan aspek perkembangan anak dan keselamatan anak.

“Untuk usia tiga tahun ke bawah ada aturannya, salah satunya ukurannya tidak boleh terlalu kecil, karena anak di bawah tiga tahun masih suka memasukkan apa saja ke dalam mulutnya, takut tersedak,” kata Bernie.

Sementara untuk anak usia tiga tahun hingga enam tahun yang umumnya sudah mulai tertarik mengeksplorasi, orangtua bisa memilih mainan yang bisa memancing minat petualangan anak, sehingga membuat mereka lebih percaya diri untuk mengeksplorasi lingkungannya.

“Anak yang lebih besar lagi, anak usia prasekolah, (bisa dipilihkan permainan yang) membantu mereka mengembangkan rasa kerja sama dan sosialiasi mereka,” kata Bernie.

Sementara untuk anak usia sekolah dengan kemampuan yang sudah lebih lagi, bisa dicarikan permainan atau mainan yang merangsang kemampuan ketangkasan, kreativitas, perkembangan motorik, memecah masalah yang lebih tinggi sehingga permainan dapat lebih kompleks.

Bermain, sambung Bernie, memiliki banyak manfaat bagi anak antara lain membantu dalam kemampuan berpikir, emosi, fisik, kreativitas, imajinasi, komunikasi, interaksi, sosial emosi, kemampuan memecahkan masalah hingga belajar menunggu giliran.

“Bermain adalah aktivitas yang menyenangkan hati. Bermain harus menyenangkan,” demikian pesan dia.

(slmn/antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *