5 Penjelasan Mengapa Anak Jarang Buang Air Kecil Saat Demam

Anak demam susah kencig ini penjelasanya (Sumber Foto. detik.com)
Anak demam susah kencig ini penjelasanya (Sumber Foto. detik.com)

Jurnalindo.com – Saat anak mengalami demam, beberapa perubahan fisiologis terjadi dalam tubuhnya yang kemudian dapat mempengaruhi frekuensi buang air kecilnya.

Meskipun demikian, sebagai orang tua penting untuk memahami alasan di balik fenomena ini supaya dapat menyikapinya dengan tepat.

Berikut adalah lima penjelasan mendalam mengenai alasan mengapa anak jarang buang air kecil saat demam:

1. Dehidrasi

Demam seringkali disertai dengan peningkatan suhu tubuh yang dapat meningkatkan kebutuhan cairan anak.

Namun, anak mungkin tidak ingin minum cukup air karena kondisinya yang tidak nyaman.

Akibatnya, dehidrasi dapat terjadi, dan salah satu gejalanya adalah penurunan frekuensi buang air kecil.

2. Produksi Urin yang Menurun

Saat tubuh anak sedang berusaha melawan infeksi yang menyebabkan demam, produksi urin biasanya akan menurun.

Fenomena ini disebabkan oleh respon tubuh terhadap kondisi stres, di mana tubuh memprioritaskan penggunaan air untuk fungsi-fungsi tubuh yang lebih penting, seperti menjaga suhu tubuh dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

3. Penyempitan Pembuluh Darah

Demam dapat menyebabkan pembuluh darah di tubuh menyempit sebagai respons terhadap peningkatan suhu tubuh.

Hal ini dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang mengurangi kemampuan ginjal untuk memproduksi urin dengan normal. Akibatnya, frekuensi buang air kecil dapat berkurang.

4. Penurunan Asupan Cairan

Anak yang mengalami demam mungkin tidak memiliki nafsu makan atau minum seperti biasa.

Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan asupan cairan yang pada gilirannya dapat mengurangi volume urin yang diproduksi oleh tubuh.

5. Efek Samping Obat Penurun Demam

Beberapa obat penurun demam yang digunakan untuk mengatasi demam pada anak dapat memiliki efek samping yang mempengaruhi pola buang air kecil.

Beberapa obat dapat menyebabkan retensi cairan atau mengganggu fungsi ginjal yang dapat menyebabkan penurunan produksi urin.

Untuk mengatasi masalah jarang buang air kecil pada anak saat demam, pastikan anak tetap terhidrasi dengan memberikannya minum air secara teratur, bahkan jika ia tidak merasa haus.

Juga, pantau frekuensi buang air kecil anak dan pastikan bahwa ia buang air kecil setidaknya beberapa kali sehari.

Jika anak mengonsumsi obat penurun demam, ikuti dosis yang tepat dan perhatikan adanya efek samping yang mungkin mempengaruhi produksi urin.

Penting bagi orang tua untuk memantau kondisi anak secara seksama dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan bahwa anak tetap terhidrasi dan sehat selama masa demam.

Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang pola buang air kecil anak atau jika demamnya tidak kunjung mereda, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Semoga artikel ini membantu memahami mengapa anak jarang buang air kecil saat demam dan bagaimana cara menanganinya dengan tepat.

Jurnal/Mas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *