Anggaran Pendidikan Non Formal Terbatas, Disdikbud Pati Ngaku Harus ditambah

Anggaran untuk mengembangkan pendidikan Non Formal masih sangat terbatas, jika dibandingkan dengan jumlah Masyarakat di Kabupaten Pati. Hal tersebut diungkapkan (Jurnalindo.com)
Anggaran untuk mengembangkan pendidikan Non Formal masih sangat terbatas, jika dibandingkan dengan jumlah Masyarakat di Kabupaten Pati. Hal tersebut diungkapkan (Jurnalindo.com)

Jurnalindo.com, – Anggaran untuk mengembangkan pendidikan Non Formal masih sangat terbatas, jika dibandingkan dengan jumlah Masyarakat di Kabupaten Pati.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Paud dan Dikmas Disdikbud kabupaten Pati, Endang Sri Mulyani. Ia mengatakan anggaran yang bersumber dari APBD kabupaten ini di tahun 2024 hanya sebesar Rp 134 juta.

Sedangkan dalam program tersebut, pihaknya menjelaskan setidaknya ada tiga pelatihan yang nanti diajarkan kepada masyarakat.

“Anggaran itu masih sangat kecil sekali karena masyarakat kabupaten berapa banyak sekali. pelatihan ini yaitu kecakapan hidup, kewirausahaan, sosialisasi pendidikan kerja dan pelatihan.
”ungkapnya belum lama ini.

Meskipun keterbatasan anggaran, program tersebut harus kita jalankan dengan maksimal, lantaran program itu merupakan perintah perpres (peraturan Presiden) nomor 6 tahun 2022 Tentang peningkatan pendidikan Vokasi dan Pelatihan.

Lanjut Endang ketika anggaran tersebut tidak cukup bisa diusulkan kepada Anggota dewan, tetapi tentunya pada anggaran perubahan.

“dengan anggaran sekian itu cukup gak cukup harus kita laksanakan, nanti kalau gak cukup nanti kita usulkan dalam anggaran perubahan disetujui atau tidak, kalau tidak disetujui ya kita argumentasi penting tidaknya program non formal,”ucapnya.

Menurut Endang, Masyarakat Pati kebanyakan masih berpendidikan rendah, kemudian dengan adanya pendidikan non formal ini diharapkan bisa memiliki keterampilan sehingga kedapan bisa untuk bekerja.

“yang melanjutkan ke jenjang ke perguruan tinggi juga terbatas tidak semua masyarakat mengenyam pendidikan tinggi itu sasaran kami,”paparnya.

Namun pelatihan tersebut, kata Endang diperuntukan ke lokasi atau ke Desa-desa yang notabene tingkat angka stuntingnya masih tinggi.

“Untuk pendidikan kecakapan hidup itu keterampilan membatik di desa lokus Stunting hanya satu desa saja, tetapi di tahun 2024 ini di Desa Soneyan yang lainnya untuk pendidikan kewirausahaan itu juga kita taruh di lokus Stunting keterampilan membuat Tas, di Tambakromo, di desa Larangan, Sendangsoko Jakenan, Desa Ketanen Trangkil,”tutup dia. (Juri/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *