Tim Kampanye Prabowo-Gibran Menyayangkan Pernyataan Anies: Potensi Mengkerdilkan Persatuan Nasional

Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menyampaikan rasa kekecewaannya terhadap pernyataan Anies Baswedan yang menyatakan (Sumber foto : ReplublikaTV)
Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menyampaikan rasa kekecewaannya terhadap pernyataan Anies Baswedan yang menyatakan (Sumber foto : ReplublikaTV)

Jurnalindo.com – Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menyampaikan rasa kekecewaannya terhadap pernyataan Anies Baswedan yang menyatakan bahwa Prabowo tidak tahan menjadi oposisi. Menurut Sekretaris TKN, Nusron Wahid, pernyataan tersebut memiliki potensi untuk mengkerdilkan persatuan nasional yang telah dibangun selama beberapa tahun terakhir.

Nusron Wahid menjelaskan bahwa persatuan antara Prabowo dan Jokowi pada tahun 2019 adalah hasil dari rekonsiliasi nasional yang sangat penting untuk menjaga stabilitas dan persatuan bangsa. Ia menyatakan, “Persatuan Pak Jokowi dan Pak Prabowo ini adalah wujud dari rekonsiliasi nasional. Mas Anies mungkin melupakan bagaimana polarisasi politik hampir mengkoyak persatuan bangsa setelah Pemilu 2019. Sayang sekali, tindakan kenegarawanan ini dikerdilkan dengan menyatakan Pak Prabowo tidak tahan menjadi oposisi.”

Menurut Nusron, persatuan tersebut memainkan peran penting dalam mengatasi beberapa krisis yang dihadapi Indonesia, termasuk menghadapi pandemi COVID-19. “Susah untuk membayangkan kita melewati krisis covid-19 dengan sangat berhasil, jika para elite politik, tokoh nasional, yang sama-sama kuat ini tetap berseteru. Bangsa membutuhkan sikap kenegarawanan menghadapi krisis, ini kemudian yang ditunjukkan oleh Pak Jokowi dan Prabowo,” jelasnya.

Nusron juga mengimbau para calon pemimpin untuk mulai memiliki sifat sensitif terhadap gejolak yang muncul di masyarakat. “Alhamdulillah proses Pemilu kali ini kita belum melihat adanya perseteruan antara calon pendukung dengan sebutan identitas tertentu. Ini perlu kita jaga. Politik yang membangun dan mempersatukan. Pemimpin sebaiknya sensitif dan memberikan contoh,” tutur Nusron Wahid.

Sebelumnya, Prabowo mengkritik pernyataan Anies Baswedan yang meragukan proses demokrasi di Indonesia, dengan Anies menanggapi bahwa Prabowo tidak tahan menjadi oposisi dan memilih untuk bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo. Episode ini menciptakan ketegangan dalam dinamika politik nasional menjelang Pemilihan Presiden 2024. (Kumparan/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *