Ketua DPR Puan Maharani Hadir di Sidang Paripurna Penutupan Masa Sidang IV

Ketua DPR, Puan Maharani, akhirnya kembali muncul ke publik dengan menghadiri dan memimpin langsung Sidang Paripurna DPR yang menandai (Sumber foto : Detik.com)
Ketua DPR, Puan Maharani, akhirnya kembali muncul ke publik dengan menghadiri dan memimpin langsung Sidang Paripurna DPR yang menandai (Sumber foto : Detik.com)

Jurnalindo.com, – Ketua DPR, Puan Maharani, akhirnya kembali muncul ke publik dengan menghadiri dan memimpin langsung Sidang Paripurna DPR yang menandai penutupan masa sidang IV, Kamis (4/4). Kehadiran Puan di acara tersebut menjadi sorotan banyak pihak, terutama terkait dengan kondisi politik yang sedang berkembang.

Banyak pertanyaan dilontarkan kepada Puan terkait dengan kondisi politik terkini, mulai dari revisi UU MD3 yang masuk dalam Prolegnas hingga isu Jokowi yang diduga ingin merebut kursi Ketua Umum PDIP dari Megawati Soekarnoputri.

Namun, respon Puan terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut terbilang singkat dan minim informasi. Ketika ditanya mengenai pembahasan revisi UU MD3, Puan hanya menjawab dengan singkat bahwa tidak ada pembahasan tersebut.

Hal yang sama terjadi ketika Puan ditanya tentang perkembangan hak angket yang diwacanakan oleh PDIP. Puan hanya memberikan gesture menggelengkan kepala tanpa memberikan jawaban yang jelas.

Respons yang serupa juga diberikan Puan saat ditanya mengenai isu Jokowi yang disebut-sebut ingin merebut kursi Ketua Umum PDIP. Tanpa memberikan penjelasan yang rinci, Puan hanya menggelengkan kepala sebagai tanggapan.

Salah satu isu yang mencuat adalah terkait penggunaan hak angket yang diusulkan oleh Capres 03, Ganjar Pranowo, untuk mengusut kecurangan dalam pemilu 2024. Meskipun diakui sebagai salah satu usulan yang disambut oleh PDIP, namun hingga penutupan masa sidang IV DPR, pengajuan hak angket tersebut belum dilakukan.

Sementara itu, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa Jokowi pernah berusaha untuk meminta Megawati Soekarnoputri menyerahkan kursi Ketua Umum PDIP. Bahkan, Jokowi dikabarkan mengutus salah satu menterinya untuk menghubungi Ryaas Rasyid dengan tujuan membujuk Megawati.

Dalam diskusi bedah buku ‘NU, PNI, dan Kekerasan Pemilu 1971’, Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa Jokowi mengutus seorang menteri yang memiliki kekuatan untuk bertemu dengan Ryaas Rasyid. Namun, tidak dijelaskan secara rinci mengenai hasil dari pertemuan tersebut.

Kehadiran Puan Maharani di sidang paripurna tersebut memberikan sedikit gambaran tentang dinamika politik yang sedang terjadi di tengah masyarakat. Meskipun tanggapannya terbilang singkat, namun kehadirannya menjadi penanda bahwa isu-isu politik penting sedang diperbincangkan di tingkat yang lebih tinggi. (Nada/Kumparan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *