Ibu Hamil Jangan Menangis, Berikut Dampaknya Untuk Janin

Jurnalindo.com – Menangis merupakan suatu respon emosi yang normal terjadi pada semua orang.

Penyebab umum seseorang menangis adalah ketika merasa sedih, merasa bahagia atau merasakan sakit.

Selama masa kehamilan, seorang ibu disarankan untuk melakukan hal-hal yang dapat membuat perasaan bahagia, karena suasana hati ibu turut memengaruhi kondisi janin di dalam kandungan.

Baca Juga: Gangguan Fisik yang Ditimbulkan Karena Menangis

Seperti dikutip dari halodoc bahwa, sebuah penelitian dari Association for Psychological Science menemukan bahwa janin yang berumur enam bulan bisa merasakan emosi yang sedang ibu rasakan.

Misalnya, jika ibu hamil merasa stres atau bahkan menangis, maka janin di dalam kandungan juga akan ikut merasakan kecemasan yang sama.

Hal ini bisa terjadi dikarenakan pada saat ibu hamil merasa tertekan, maka tubuh akan menghasilkan hormon stres yang akan disalurkan ke janin melalui plasenta.

Semakin sering ibu hamil merasa sesih arau tertekan, maka semakin banyak pula hormon stres yang diterima oleh janin.

Padahal selama di dalam kandungan, janin akan mengalami berbagai proses perkembangan, salah satunya adalah perkembangan sistem saraf.

Jika proses perkembangan ini terganggu, maka pertumbuhan janin menjadi tidak optimal. Bahkan janin berisiko mengalami berbagai macam masalah kesehatan, diantaranya sebagai berikut :

1. Memengaruhi Perkembangan Psikis Janin

Ibu hamil yang sering menangis karena stres nantinya akan berdampak pada kondisi psikologis janin ketika mereka sudah beranjak besar.
Jika sejak dalam kandungan saja bayi sudah merasakan stres dari ibu, maka bukan tidak mungkin lagi jika mereka akan tumbuh menjadi anak yang cengeng bahkan penakut.

2. Menghambat Perkembangan Fisik Janin

Tidak hanya berdampak pada perkembangan psikis janin saja, ternyata ibu hamil yang sering menangis juga akan mengganggu perkembangan fisik janin.
Ibu hamil yang sering menangis karena merasa depresi akan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah.
Hal ini terjadi karena menangis akan membuat aliran darah yang disalurkan ke bayi menjadi tidak lancar, hal ini yang akan menghambat pertumbuhan janin.

3. Berkurangnya Suplai Oksigen ke Janin

Saat ibu hamil menangis karena stres, ikatan pembuluh darah akan semakin menguat karena meningkatnya produksi hormon norepinephrine.
Hal ini menyebabkan sirkulasi oksigen ke janin menjadi berkurang, sehingga menghambat perkembangannya.

4. Meningkatkan Risiko Lahir Prematur

Kondisi stres hingga menangis terus menerus pada ibu hamil juga bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Hal ini dikarenakan, saat merasa stres plasenta akan menghasilkan lebih banyak hormon pelepas kortikotropin (CRH), yaitu hormon pengatur jangka waktu kehamilan.
Jima hormon tersebut terus menerus diproduksi oleh plasenta, maka ibu akan lebih berisiko melahirkan lebih cepat dari waktu yang seharusnya.

Mengingat banyaknya dampak buruk yang dapat terjadi pada janin ketika ibu hamil sering merasa tertakan, stres dan menangis, maka ibu hamil disarankan melakukan hal yang bersifat positif untuk mengurangi dan meluapkan emosi. Dengan melakukan hobi atau curhat dengan orang terdekat dan terpercaya, misalnya.

(Nawa)

Sumber : halodoc

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *