Hati- Hati, Ini Gejala Kanker Ovarium Yang Musti Diwaspadai

Jurnalindo.com – kanker Ovarium merupakan masalah kesehatan yang jarang terdeteksi di awal karena kanker ini termasuk dalam silent killer.

Menurut data, 70-80 persen penderita kanker Ovarium didiagonosis pada stadium lanjut di mana angka ketahanan hidupnya rendah.

Bila penyakit itu diketahui sejak awal dan dilakukan terapi sedini mungkin, tingkat kesembuhan pun lebih tinggi serta ketahanan hidup lebih baik.

Baca Juga: Kini Hadir di Indonesia, Terapi Kanker Berdasarkan Pemetaan Genomik Tumor

Gejala – gejala awal kanker Ovarium tidak spesifik, tapi tetap harus diwaspadai, seperti perut terasa kembung, perut terasa sering penuh ketika makan, sering buang air kecil dan nyeri panggul kronis.

Ciri-ciri yang tidak spesifik itu kerap membuat pasien baru memeriksakan diri ketika gejala lainnya terasa pada stadium lanjut.

Ketika kanker sudah melewati stadium awal, gejala yang mungkin dirasakan adalah sakit punggung, kebiasaan buang air besar yang berubah serta rasa sakit ketika berhubungan intim.

“Kanker ovarium jarang ditemukan pada stadium awal karena berkembang secara tersembunyi dan hampir tidak bergejala.

Bila timbul gejala klinis, umumnya merupakan akibat dari pertumbuhan, perkembangan, serta komplikasi yang sering timbul pada tingkat stadium lanjut,” kata Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr Pungky Mulawardhana, Sp.OG (K) seperti dikutip dari antaranews.

ketika keadaan sudah pada stadium yang lanjut, kanker akan sulit untuk disembuhkan. Operasi dan kemoterapi adalah penanganan yang umum dilakukan untuk kanker Ovarium.

Baca Juga: Aktris Kirstie Alley Telah Meninggal Karena Kanker

Setelah diobati, 80 persen pasien dengan kanker stadium 2-4 rentan mengalami kekambuhan atau rekurensi sebagian besar pada dua tahun pertama. Setelah lima tahun monitoring berkala, bila tidak ada keluhan pasien tak perlu memeriksakan diri lagi.

Maka, fokus saat ini adalah deteksi, diagnosis serta terapi dini.

Pada kanker ovarium stadium awal, di mana penyakit ini masih terbatas di ovarium, penanganan dan pengobatan memiliki kemungkinan besar untuk berhasil.

Untuk perempuan yang sudah aktif secara seksual, pemeriksaan bisa dilakukan dengan USG transvaginal.

Bagi yang belum berhubungan seks, deteksi kanker Ovarium bisa dilakukan dengan USG perut. Namun akurasinya tidak setinggi USG transvaginal.
(Nawa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *