Mengenal Tadarling, Tradisi Menyambut Ramadan di Desa Asempapan

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Sehingga (Jurnalindo.com)
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Sehingga (Jurnalindo.com)

Jurnalindo.com, – Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Sehingga, tak heran banyak tradisi yang muncul di bulan Ramadhan.

Masing-masing daerah di Indonesia punya tradisinya masing-masing dalam menyambut Ramadhan. Salah satunya di Desa Asempapan, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, yang memiliki Tradisi Tadarus Keliling atau yang lebih dikenal “Tadarling”.

Ketua Ikatan Jamaah Masjid Warosatul Ambiya’ (Ijma’) Desa Asempapan M. Aqib Abdul Jalil mengatakan Tradisi Tadarling sudah ada lebih dari 20 tahun lalu. Hingga kini masih terus dilestarikan dan diadakan setiap bulan Ramadhan.

“Sempat terhenti saat pandemi Covid-19, karena dilarang mengadakan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan banyak orang. Namun setelah pandemi mereda Tadarling kembali diadakan lagi,” katanya, Selasa (26/3/2024).

Aqib menjelaskan bahwa Tadarling adalah kegiatan di mana Masjid dan Musholla se-Desa Asempapan mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti tadarus bersama di Mushola atau Masjid sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.

“Terdapat 13 Musala dan dua Masjid yang akan ditempati oleh perwakilan masing-masing Mushola dan Masjid secara bergantian. Pada Ramadhan kali ini dimulai pada malam 4 Ramadhan dan berakhir pada malam ke 20 Ramadhan,” katanya.

Menurutnya, tradisi ini sangat penting untuk terus dipertahankan sebagai bagian dari kaderisasi pemuda Islam di Desa Asempapan. Apalagi, mengingat era digital sekarang yang dinilai makin memprihatinkan, karena dapat merusak akhlak para generasi penerus Islam.

“Kegiatan ini merupakan ajang silaturahmi antar pemuda sekaligus syiar Islam yang harus ditanamkan pada generasi sekarang yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Sekaligus harapannya menjadi kegiatan penyeimbang terhadap pengaruh pemakaian gadget pada anak-anak jaman sekarang,” paparnya.

Dia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat Desa Asempapan, sehingga tradisi ini masih bisa terus bertahan hingga sekarang.

“Harapan besar tentunya dari kegiatan Tadarling ini, para kader Mushola dan Masjid di Desa Asempapan akan menjadi kader Islami yang mampu mengaplikasikan ajaran-ajaran Islam yang diawali dengan cinta akan al-Quran dengan membaca atau tadarus al-Qur’an. Bahkan kegiatan yang dinilai positif ini, mampu menjadi inspirasi bagi desa-desa di sekitarnya,” pungkasnya. (Juri/Jurnal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *