Prabowo memwanti wanti jangan ada lagi mark up anggaran alutsista

Jurnalindo.com, Jakarta – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengingatkan jajaran Kemhan, TNI, dan industri pertahanan agar tidak ada lagi penggelembungan anggaran atau “mark” untuk pengadaan alutsista.

“Saudara-saudara, mungkin apa yang saya katakan tidak baik untuk beberapa pihak, tetapi kita harus menghilangkan praktik korupsi dan manipulasi di masyarakat pertahanan dan TNI,” katanya dalam sambutannya di Seminar Nasional “Tantangan Indonesia”. TNI AU” dalam Pengembangan Teknologi Elektronika Penerbangan” di Gedung Puri Ardhya Garini, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa.

Menurutnya, praktik ‘mark up’ sudah tidak diperbolehkan lagi karena ‘mark up’ itu mencuri uang orang. Termasuk, memanipulasi pengadaan suku cadang.

Baca Juga: Prabowo minta TNI AU mempunyai pertahanan udara berbasis drone

Menurut dia, tidak boleh lagi ada praktek “mark up” gila-an karena “mark up” adalah mencuri uang rakyat. Termasuk, memanipulasi pengadaan suku cadang.

“Saya mohon semua kalangan. Apalagi dengan tidak mengutamakan pemeliharaan alutsista itu menurut saya pengkhianatan besar terhadap negara bangsa, rakyat dan anak buah,” kata dia dalam tekanan suara yang keras, di hadapan Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, dan sejumlah perwira tinggi dan menengah TNI AU.

Ia menegaskan, bila ditemukan ada oknum yang me-“mark up” maka orang itu pasti terus diburu.

“Kalau ada di jaman saya sebagai menhan, saya akan mengejar. Saya juga ingatkan semua industri pertahanan tugasmu adalah tugas vital dan suci bagi kepentingan bangsa dan negara. Kalau ada direksi BUMN industri pertahanan yang masih melakukan tindakan tidak benar, kan kita kejar sampai dimana. Ini peringatan dari saya tapi ini harapan yang saya ingat negara kita butuh pertahanan kuat untuk menjaga kedaulatan bangsa kita,” kata dia. 

Baca Juga: Cak Imim mengunkapkan menyebut capres ke Prabowo sebagai penghormatan kepada tamu

Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan pepatah dari Kekaisaran Ottoman. “Tidak ada negara kuat tanpa tentara yang kuat, tidak ada tentara yang kuat tanpa uang, tidak ada uang tanpa perekenomian yang baik yaitu kemakmuran, tidak ada kemakmuran tanpa rakyat yang bahagia, tidak ada rakyat yang bahagia tanpa keadilan, tidak ada keadilan tanpa pemerintah yang bersih”.

“Saudara-saudara itu pelajaran yang harus kita simak, semua pemangku kepentingan, marilah kita memberi pemerintahan yang bersih di lingkungan kita masing-masing. Setiap komandan, setiap direktur, setiap kepala badan agar melaksanakan tugas suci untuk rakyat dan bangsa sebaik-baiknya,” kata dia. (Nada/Ara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *