News  

UIN Datokarama optimalkan pembinaan akhlak 2.000 mahasiswa baru

jurnalindo.com – Palu, 29/8  – Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah, mengoptimalkan pembinaan akhlak, mental dan karakter bagi 2.000 mahasiswa baru tahun akademik 2022/2023, untuk mewujudkan manusia unggul secara intelektual dan kepribadian.

“Pembinaan ini dilakukan melalui matrikulasi yang salah satu prioritasnya adalah pembinaan akhlak,” ucap Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UIN Datokarama, Prof Abidin Djafar di Palu, Senin.

Prof Abidin Djafar menjelaskan matrikulasi adalah salah satu tahapan atau jenjang pembinaan mahasiswa baru, setelah mahasiswa baru mengikuti Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK).

Matrikulasi diikuti oleh 2.000 mahasiswa baru yang dilaksanakan mulai tanggal 29 – 31 Agustus 2022 di Kampus I UIN Datokarama. “Di sini juga disosialisasikan kode etik mahasiswa,” katanya.

Lewat matrikulasi, kata dia, pembinaan akhlak, mental dan karakter mahasiswa ditingkatkan agar mereka memiliki kepribadian yang baik. Penguatan akhlak dan karakter itu, termasuk bagaimana mahasiswa mampu menghargai dan menjunjung tinggi perbedaan.

Pembinaan akhlak diikutkan dengan pembinaan pemahaman moderasi beragama dan wawasan kebangsaan. “Selain itu, juga disosialisasikan mengenai panduan/cara belajar yang baik di perguruan tinggi, serta tentang penulisan karya ilmiah,” kata Prof Abidin.

Dia mengatakan pembinaan akhlak yang diikutkan dengan pembinaan wawasan moderasi beragama dan kebangsaan, menjadi satu prioritas dengan tujuan agar mahasiswa tidak terpapar paham radikalisme dan terorisme.

“Pencegahan paham radikalisme dan terorisme ini menjadi prioritas UIN Palu, dengan mengoptimalkan pembinaan terhadap mahasiswa, karena mahasiswa atau generasi muda menjadi satu komponen sasaran penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Maka, langkah pencegahan dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,” ungkap dia.

Sementara itu, Rektor UIN Datokarama Prof Sagaf Pettalongi mengatakan mahasiswa tidak boleh berafiliasi dengan organisasi yang dilarang oleh pemerintah, termasuk menganut paham intoleransi, radikalisme dan terorisme.

“Mahasiswa harus memiliki komitmen yang kuat untuk menjunjung tinggi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI,” ungkapnya.

Prof Sagaf juga mengimbau kepada mahasiswa untuk belajar dengan baik, demi mengembangkan kompetensi individual, sehingga kelak ketika terjun ke masyarakat menjadi penyejuk.

“Oleh karena itu, mulai sekarang harus belajar dengan baik, perkaya wawasan dengan berbagai literatur dan integrasi ilmu pengetahuan,” imbuhnya.  (ara/rido)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *