Jurnalindo.com – Kabar duka datang dari artis Deswita Maharani. Ayahanda tercinta, Yusuf Affendy, meninggal dunia akibat kanker. Kepergian Yusuf Affendy meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, terutama bagi Deswita yang merasa ayahnya adalah sosok yang tidak pernah merepotkan hingga akhir hayatnya.
Deswita mengungkapkan penyesalannya karena terlambat mengetahui kondisi kesehatan sang ayah. Yusuf Affendy dikenal sebagai sosok yang keras kepala dan enggan untuk dibawa ke rumah sakit meski tubuhnya sudah menunjukkan tanda-tanda penyakit. dilansir dari detik.com
“Dia nggak banyak ngeluh, kalau cerewet atau bawel ya lumrahlah ya namanya orang tua. Ya aku juga sadar semakin tua seseorang akan kembali seperti anak-anak. Cuma yang aku sesali, dia itu orangnya keras kepala disuruh ke dokter aja dia nggak mau padahal dia tahu badan dia sakit dan perubahan badan dia sudah kuning,” kata Deswita Maharani saat ditemui di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Sabtu (18/5/2024).
Deswita menceritakan bahwa ayahnya selalu berusaha menahan rasa sakit tanpa mengeluh. Ketika akhirnya dibawa ke rumah sakit beberapa hari sebelum meninggal, dokter menilai rasa sakit yang dirasakan Yusuf Affendy sudah tak bisa ditahan.
Ferry Maryadi, menantu dari Yusuf Affendy, juga merasakan kehilangan yang mendalam. Yusuf Affendy adalah teman beribadah yang setia bagi Ferry, terutama saat pergi ke masjid.
“Kami manggilnya Atok. Saya kehilangan teman ke masjidlah, kehilangan partner salat Jumat, ke masjid. Biasanya boncengan ke masjid,” kenang Ferry Maryadi.
Yusuf Affendy adalah sosok yang tak pernah bosan mengingatkan Ferry untuk beribadah. Meskipun sakit, Yusuf Affendy tetap berusaha untuk menjalankan salat.
“Atok salah satu figur buat saya dari sisi ibadah, karena dia tidak pernah melupakan salat. Dia masih sakit saja masih sempat-sempatin buat salat. Hampir dua tahun tinggal di rumah saya, kadang masih tiduran aja salat,” ungkap Ferry Maryadi.
Meskipun Yusuf Affendy tidak pernah menyusahkan keluarganya selama sakit, ada hal yang berbeda saat-saat terakhirnya. Yusuf Affendy menunjukkan gelagat yang tak biasa ketika bertemu Ferry di rumah sakit.
“Bapa nggak pernah nyusahin, saat terakhir itu ketemu di RS tumben-tumbenan Atok yang salim sama saya, ini aneh. Dia ngomong makasih ke saya, makasih apa? Ya dia bilang makasih saja gitu dan minta maaf,” beber Ferry Maryadi.
Yusuf Affendy sempat dirawat di rumah sakit selama 14 hari. Meski sudah berusaha semaksimal mungkin, kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut seperti kemoterapi.
“Solusi dokter nggak ada yang buat kita patah hati, dokter bilang berusaha walau aku yakin kalau mereka juga nggak yakin bisa sembuhin Bapak. Karena kankernya sudah menyebar sudah kemana-mana dan fisiknya sudah lemah. Dokter juga tidak menyarankan buat kemoterapi karena usianya sudah tua dan fisiknya tidak memungkinkan,” tutur Deswita.
Keluarga besar berusaha ikhlas menerima kepergian Yusuf Affendy, meski rasa kehilangan masih sangat terasa. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.
Jurnal/Mas