News  

Persembunyian WNA Penipu di Grebek Warga

Jurnalindo.com – Berada di pinggir jalan arah masuk sebuah perumahan di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Berdiri megah rumah putih berlantai dua dengan pagar menjulang tinggi.

Saking tingginya pagar, sudah bisa dipastikan aktivitas di dalamnya tidak terlihat dari luar. Pantas saja, rumah mewah itu jadi markas Sindikat Penipuan Internasional.

Kasus praktik kejahatan internasional itu terkuak usai Bareskrim Polri, menggerebek rumah tersebut dan mengamankan sebanyak Warta Negara Asing (WNA) yang ditahan terkait dugaan kasus penipuan media elektronik.

Baca Juga: PAC IPNU IPPNU Rubaru Berbagi Kebahagiaan Di Bulan Ramadhan

Mencoba melihat lebih dekat lokasi rumah mewah yang berada di jalan Selat Batam B10 Nomor 14, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (7/4). Terpantau rumah tersebut telah terpasang garis polisi (police line) pada dua akses gerbang masuk rumah.

Rumah yang terlihat seperti bangunan lama dengan arsitektur klasik, dua tiang depan sebagai pondasi rumah itu memiliki dua lantai. Dengan warna dominan putih dan pagar hitam untuk penampakan depannya.

Pagar hitam menjulang tinggi sekitar dua meter membuat penglihatan ke dalam rumah terhalang. Sehingga, menjadi wajar bila warga sekitar mengaku kaget jika rumah tersebut dijadikan markas pelaku kejahatan internasional.

Menurut Djuhandani, para pelaku menjalankan aksinya dengan menelepon korban dan mengaku polisi setempat. Mereka kemudian meminta uang pada para korban.

Tak hanya itu, para pelaku juga meminta korban langsung mengirimkan uang tebusan ke rekening penampungan yang ada di luar negeri.

“Yang dilakukan para pelaku ini semacam kalau di kita menipu dengan telepon, mengaku sebagai polisi. Kadang-kadang minta tebusan, perbuatan seperti itu yang dilakukan,” ujar Djuhandani.

Baca Juga: Tips Bahagia Walaupun Kantong Sedang Menipis

Selain itu, para pelaku juga memakai modus menawarkan penjualan barang-barang elektronik pada korban. Namun setelah korban membayar, pelaku tak mengirimkan barangnya. Para pelaku diduga mendapat keuntungan miliaran rupiah tiap bulan.

Djuhandhani mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan Imigrasi maupun Hubungan Internasional (Hubinter) Polri untuk menjalin komunikasi dan mencari tahu asal negara para pelaku.

“Langkah yang selanjutnya kami laksanakan, karena tidak mungkin kami melaksanakan penyidikan lebih lanjut, kami akan berkoordinasi tindakan berikutnya dengan Imigrasi,” pungkas Djuhandani.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *