Jurnalindo.com – Dalam dunia digital yang semakin canggih, ancaman penipuan juga semakin mengintai. Baru-baru ini, kasus penipuan Instagram dengan modus iming-iming centang biru dan penawaran iPhone murah menjadi sorotan. Korban berjatuhan dimana-mana, dan para pengguna Instagram dihimbau untuk lebih waspada terhadap taktik penipuan yang semakin merajalela.
Sebuah pepatah lama yang mengatakan “sudah jatuh tertimpa tangga” kini mungkin perlu diperbarui menjadi “sudah dijorokin, ditimpa tangga pula” mengingat maraknya aksi penipuan phishing Instagram yang baru-baru ini terjadi. Taktik penipuan ini menyerang dua pihak sekaligus, yakni pemilik akun Instagram dan para follower mereka. dilansir dari detik.com
Modus operandi penipuan ini dimulai dengan pelaku yang mengaku sebagai admin Instagram dan menjanjikan centang biru atau blue checkmark kepada pemilik akun. Mayoritas korban adalah akun Instagram Small and Medium Business (SMB) dengan jumlah follower ribuan. Mereka dibujuk dengan iming-iming ini dan diarahkan ke situs phishing yang mengaku dapat memberikan centang biru.
Jika korban terpancing dan memasukkan kredensialnya di situs tersebut, bukan centang biru yang didapatkan, melainkan kehilangan kontrol atas akun mereka sendiri. Akun yang sudah dibajak kemudian digunakan untuk melakukan penipuan lebih lanjut dengan menyasar para follower akun tersebut.
Para follower juga menjadi target dari penipuan ini. Mereka dijanjikan promo penghargaan iPhone murah dengan syarat tertentu yang menggoda. Namun, di balik janji manis tersebut, terselip maksud jahat untuk mengambil keuntungan dari kepercayaan para follower.
Kasus seperti ini menjadi peringatan penting bagi seluruh pengguna Instagram untuk selalu waspada terhadap taktik penipuan yang semakin canggih dan rapi. Selalu pastikan untuk tidak memberikan informasi pribadi atau kredensial akun kepada pihak yang tidak jelas keabsahannya, dan jangan mudah terpancing dengan iming-iming yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Kesadaran dan kehati-hatian kita bersama adalah kunci untuk menghindari jebakan penipuan yang mengancam.
Jurnal/Mas
