Prof Zubairi Ingatkan lagi bahwa Covid 19 belum benar Selesai

Jurnalindo.com – Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban meminta pemerintah segera mengantisipasi Covid-19 versi Omicron yang baru.

Prof Zubairi Djoerban membenarkan bahwa varian Omicron telah diteliti pada awal November, dan hasil penelitian tersebut dipresentasikan pada akhir November. Sehingga virus tersebut diyakini telah beredar selama satu bulan.

Baca Juga: Kasus Covid di Jepang Mulai melonjak Drastis

Prof Zubairi Djoerban mengatakan, “Omicron pertama kali ditemukan dari spesimen yang diambil pada 9 November. Hampir sebulan keliling dunia. Pelbagai negara langsung membatasi penerbangan. Indonesia pun harusnya punya mitigasi, termasuk mempertimbangkan untuk batasi akses penerbangan ke dan dari negara tertentu,”

Menurut Prof Zubairi Djoerban, langkah yang diambil para ilmuwan Afrika Selatan sangat akurat, karena mereka dengan cepat mengumumkan keberadaan virus jenis baru ini ke publik tanpa menutupinya.

“Apalagi Omicron (B.1.1.529) ini seperti “fitur terbaik” dari Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. Di sisi lain, kita harus terima kasih kepada ilmuwan di Afrika Selatan yang transparan dan cekatan ungkap Omicron ini,” tuturnya.

Terkait hal tersebut, Ketua Satgas Pengurus Besar IDI meminta pemerintah Indonesia segera mengantisipasi hal tersebut agar hal-hal yang tidak diinginkan kembali terjadi.

Baca Juga: Batal hadiri KTT G20, PM Kamboja positif COVID-19

“Kita jangan jemawa hadapi Omicron. Ingat penilaian media barat? Penanganan Indonesia terburuk dan baru normal 10 tahun lagi. Itu kata Bloomberg. Lalu, kita bangkit dan membuktikan. Saat ini? Kita cukup baik dan negara asal media ini pun jauh dari baik. Maka itu, jangan jemawa,” tegas Zubairi.

Sebelumnya, Angelique Coetzee dari Afrika memperingatkan bahwa varian Omicron Covid memiliki gejala yang tidak biasa.

Angelique Coetzee dikenal sebagai dokter umum yang memimpin Asosiasi Medis Afrika Selatan.

Dia pertama kali diberi tahu tentang kemungkinan varian baru ketika seorang pasien di tempat praktik pribadinya mengalami gejala Covid yang tidak dapat dipercaya.

Baca Juga: Lonjakan kasus Covid di Jepang tembus 100 Ribu Pasien

Dia kemudian menjelaskan bahwa pasien tersebut termasuk pria muda dari latar belakang yang berbeda semuanya dengan kelelahan yang parah dan seorang anak berusia enam tahun dengan denyut nadi yang meningkat.

Anehnya, tak satu pun dari mereka yang kehilangan rasa atau bau, seperti gejala Covid pada umumnya.

Sumber : poskota.co.id

(posk/rido)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *