Polisi Grebek Penangkaran Buaya Ilegal di Ogan Ilir

Jurnalindo.com – Penangkaran buaya ilegal di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel) Digrebek oleh Polda Sumsel.

Penangkaran buaya tersebut dilakukan warga Sumsel di samping rumahnya.

Dilaporkan bahwa terdapat 58 buaya penangkaran yang bertumpuk-tumpuk di ruang sempit itu.

Diketahui, penangkaran buaya ilegal itu berlokasikan di Desa Terusan laut, Kecamatan Sirah Pulau Padang, OKI.

Baca Juga: Sosok Lelaki yang Membunuh Josi di Tangkap

Puluhan buaya muara itu ditaruh di tempat sempit berdinding beton dan kayu yang cukup tinggi.

Buaya itu ditempatkan di samping pekarangan rumah tersangka yang berdekatan dengan rumah warga lainnya.

“Kami mendatangi tiga lokasi bersama BKSDA Sumsel. Dari tiga lokasi tersebut, kami amankan 58 ekor buaya muara. Buaya-buaya tersebut sudah kami titipkan ke BKSDA Sumsel,” ungkap Putu kepada wartawan, dikutip Jumat 25 Agustus 2023.

Dalam penggerebekan itu, polisi menangkap tiga orang dan langsung jadi tersangka.

Ketiganya yakni, yakni Amrun (73), Sukarni (48) dan Supratman (43).

Ketiga tersangka mengaku memelihara buaya dalam jumlah berbeda.

Amrun memelihara sebanyak 13 ekor buaya, Sukarni 11 ekor. Jumlah paling banyak Supratman dengan 34 ekor buaya.

Baca Juga: Terungkap Kematian Josi Pelajar Indonesia di Jepang

Kepada polisi, Sukarni mengaku buaya muara yang mereka pelihara merupakan titipan seseorang bernama Budiman atau Bos.

Kata Sukarni, Budiman awalnya menitipkan 50 ekor.

Kemudian pada 2015, ia mengambil 39 ekor dan 11 ekor dalam waktu berbeda. Namun kini sang Bos sudah meninggal dunia.

Selanjutnya, ketiganya memutuskan memelihara buaya-buaya tersebut hingga tumbuh besar dan berkembang biak.

“Untuk makanan buaya ini saya beri ikan yang saya ambil di sungai,” ujar Sukarni.

Kekinian, pihak kepolisian masih menyelidiki apakah buaya-buaya itu dibiakkan dengan maksud perdagangan.

Untuk sementara, buaya-buaya muara itu berharga Rp5 ribu untuk setiap sentimeter panjang tubuhnya.

Dalam foto Polda Sumsel, terlihat salah satu lokasi sempit berdinding beton dan kayu penuh dengan buaya muara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *