PDIP Komentari Deklarasi Gibran sebagai Cawapres Prabowo Punya Niat Baik

Tangkapan Layar
Tangkapan Layar

JurnalIndo.com  – Rosan Roeslani, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Maju (KIM), telah memberikan tanggapannya mengenai deklarasi Gibran Rakabuming Raka sebagai calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden mendatang.

Meskipun Gibran merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai yang merupakan bagian dari koalisi pendukung pemerintah saat ini, ia memilih untuk berada di luar jalur partainya dengan mencalonkan diri bersama Prabowo.

Menanggapi hal ini, Rosan Roeslani menyatakan bahwa deklarasi Gibran memiliki niat yang baik. Menurutnya, dalam demokrasi, setiap individu memiliki hak untuk berpartisipasi dalam proses politik dan mencalonkan diri untuk jabatan publik yang diinginkan.

“Dalam sistem demokrasi, setiap warga negara memiliki hak untuk berkompetisi dan mendukung kandidat sesuai dengan keyakinan politiknya. Keputusan Gibran untuk menjadi Cawapres Prabowo adalah haknya sebagai individu yang memiliki pandangan politiknya sendiri,” ujar Rosan Roeslani dalam konferensi pers di Jakarta.

Rosan Roeslani juga menambahkan bahwa dalam sistem multipartai seperti di Indonesia, seringkali terjadi perbedaan pandangan dan pilihan politik di antara kader partai politik yang berbeda.

Namun, hal ini seharusnya tidak menghalangi hak setiap individu untuk menyampaikan pendapatnya dan mencalonkan diri sesuai dengan aspirasi dan keyakinannya.

Meskipun Gibran Rakabuming Raka sebelumnya dikenal sebagai kader PDIP dan putra sulung Presiden Joko Widodo, keputusannya untuk mendukung Prabowo Subianto menunjukkan dinamika politik yang wajar dalam sebuah demokrasi.

Rosan Roeslani menekankan pentingnya menghormati pilihan politik setiap individu, sambil terus menjaga dialog dan kerjasama antarpartai di dalam koalisi.

Reaksi bijak dari Rosan Roeslani ini mencerminkan pentingnya menghargai keberagaman pandangan politik di dalam masyarakat. Meskipun berbeda dalam pilihan politik, kerjasama dan dialog yang terbuka dapat menjadi kunci untuk membangun persatuan dan memperkuat fondasi demokrasi di Indonesia.

Dalam perjalanan menuju pemilihan presiden, keragaman pandangan politik harus dianggap sebagai kekayaan yang memperkuat demokrasi Indonesia.

Jurnal/Mas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *