Tak Cukup Dua Minggu, Tanggap Darurat Bencana Kekeringan Di Pati Diperpanjang.

Jurnalindo.com, Pati – Status Tanggap Darurat Bencana Kekeringan di Kabupaten Pati diperpanjang kembali, lantaran belum ada tanda-tanda mau turun hujan. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pati, Martinus Budi Prasetya.

Sebelumnya bencana kekeringan yang melanda di beberapa wilayah kabupaten Pati hampir 3 bulan ini semenjak pertengahan Juli 2023 lalu. Pemerintah telah menaikan status Tanggap Darurat Bencana Kekeringan pada 4-17 Oktober lalu.

Namun sampai sekarang kekeringan tersebut masih terjadi sehingga pemerintah menambah lagi status tersebut sampai dua minggu kedepan.

Bahkan Kata Martinus, sesuai informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Tengah, hingga bulan November nanti musim hujan juga belum akan turun.

“Memang prediksi BMKG kemarau ini sampai Oktober. Tapi bisa jadi sampai November kita masih dalam kondisi kemarau. Bahkan di Pantura Timur ini diprediksi musim hujan datang di awal bulan Desember. Jadi memang kita harus bersabar, hari tanpa hujan masih akan kita alami setidaknya sampai November,” ungkap Martinus saat ditemui pada Kamis (19/10/2023).

Kondisi ini, lanjut Martinus, tentu sangat berpengalaman terhadap kebutuhan air bersih di tiap desa yang mengalami krisis. Tercatat, hingga saat ini sudah ada 87 desa yang tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Pati. Antara lain Batangan, Jaken, Jakenan, Pucakwangi, Winong, Gabus, Tambakromo, Kayen, Sukolilo, dan Tayu.

Enam bulan musim kemarau berjalan, Martinus mengungkapkan bahwa pihaknya sudah memberikan bantuan air bersih sebanyak 803 tangki. Jika ditambahkan dengan pihak-pihak swasta yang turut memberikan bantuan, ribuan tangki air bersih sudah disalurkan.

“Kami jajaran Pemkab selalu berkoordinasi dengan peristiwa swasta untuk bersama-sama menggalang dana untuk droping air bersih. Sampai kemarin itu dari kami BPBD sudah dropping 803 tangki untuk 87 desa. Setiap hari desa yang kekeringan terus bertambah,” tambahnya.

Martinus juga tak memungkiri bahwa musim kemarau tahun ini adalah yang paling parah dari tahun-tahun sebelumnya. Ia pun meminta agar masyarakat Pati bersabar menunggu datangnya musim hujan. (Juri/Jurnal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *