Waspada ! Tingkatkan Pengawasan Pengguna HP Kepada Anak, Kasus Depresi Meningkat

Jurnalindo.com – Pengawasan Anak harus diperketat sehingga peran orang tua menjadi penentu untuk mengontrol Anak-anaknya yang gemar menggunakan HP.

Dampak yang terjadi sejumlah daerah yang mengalami depresi yang menimpa Anak-anak di tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah mengkhawatirkan.

Salah satunya di wilayah Kabupaten Pati Tercatat, sejak 2019 ada peningkatan jumlah pasien yang mengalami depresi menjalani rawat inap.

Baca Juga: Perbaikan Jalan Bisa Dilakukan Di Bulan Maret, DPUTR Pati Pastikan Itu

Hal demikian membuat Dokter spesialis kejiwaan RSUD Soewondo Pati, dr. Yarmaji menyebut, angkat bicara bahwa tingginya kasus ini dilatarbelakangi penggunaan HP secara berlebihan.

“Memang sejauh ini sudah banyak orang tua membawa anaknya terkait gangguan emosi dan perilaku. Setelah kita evaluasi, memang dikarenakan penggunaan HP baik itu medsos atau game. Sehingga bisa dikatakan itu kecanduan gadget,” ungkapnya pada Selasa 31 Januari 2023.

Menurutnya Peranan orang tua sangat penting, dalam mengawasi anak terkait penggunaan HP. Ia juga tak memungkiri, adanya pandemi yang mengharuskan sistem belajar secara online berdampak besar pada kecanduan anak-anak terhadap HP.

Selain itu, Dirinya menghimbau kepada orang tua agar senantiasa mengontrol betul HP itu terkait Konsumsi yang sering dilihat anak tersebut, seperti halnya Konten-konten dari media sosial, baik itu game ataupun pornografi.

“Ini peran orang tua dan guru di sekolahan. Harus ada pendampingan penggunaan HP, terutama di malam hari. Tapi selama itu untuk tugas sekolah tidak masalah. Terkhusus anak-anak SD dan SMP,” imbuh dia.

Baca Juga: BPS Gelar Evaluasi Data Di Hotel Safin, Guna Singkroninsasi

Jika penggunaan HP tidak diawasi, dikhawatirkan terjadi depresi dan kecemasan pada anak ketika tidak menggunakan HP. Akan tetapi menurut dr. Yarmaji, yang paling parah adalah penggunaan HP secara berlebih bisa menyebabkan anak tidak mau sekolah, membangkang tua, ataupun mengambil uang tanpa izin.

Dikatakan, cara paling efektif adalah melakukan terapi atau rawat inap. Dirinya mencatat, selama pandemi ada sekitar 4-5 anak yang melakukan rawat inap di RSUD Soewondo. Jumlah ini meningkat dibanding dengan sebelum pandemi yang hanya ada 1 anak.

“Adanya kecanduan itu bisa berbarengan dengan yang lain. Kita evaluasi dengan pendampingan orang tua dan terapi secara komprehensif,” tandasnya.

Selain menimpa anak-anak SD dan SMP. Siswa SMA dan anak kuliahan juga disebut dr. Yarmaji rawan depresi akibat penggunaan HP dan konten negatif yang ada di media sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *