Pelayanan Tidak Maksimal, Kemenag Pati Sebut Minimnya Penghulu

Jurnalindo.com – Pelayanan Pernikahan yang berkaitan dengan Penghulu, Kabupaten Pati masih kekurangan jumlah petugas Nikah, tentunya kondisi tersebut sangat berdampak kepada masyarakat

Kementrian Keagamaan (Kemenag) Kabupaten Pati melalui Kepala Seksi (Kasi) Bimas Islam Moh. Alimin membenarkan kondisi tersebut. Ia mengatakan dari Dua Puluh Dua Kantor Urusan Agama (KUA) yang ada di Pati, hanya terdapat 31 penghulu.

“Jumlah penghulu di Pati itu semakin berkurang, 20 tambah 11 itu berapa, 31 ya, cuma itu saja. KUA nya ada 22 walaupun kecamatan baru 21 tapi tapi kua nya ada 22, Sukolilo itu ada 2, cuma
ada yang 1 ada yang dirangkap dan sebagainya,” ujar Alimin belum lama ini.

Baca Juga: Melebihi Target, Sudah Dapatkan 16 Medali

Menurutnya dari jumlah KUA tersebut, seharusnya di setiap KUA paling tidak ada dua Penghulu, namun kondisi saat ini tidak semua begitu bahkan ada yang satu penghulu. Dengan demikian pelayanan kepada masyarakat tidak bisa maksimal.

“Kekurangan semua, sekarang 1 per kecamatan, kalau ada yang 2 itupun ya diperbantukan juga ke kecamatan yang lain, merata. Minimal 2, masing-masing KUA minimal 2,” lanjutnya.

Dikatakan Daerah yang mengalami kekurangan penghulu yakni KUA di Wilayah Pati utara, untuk melayani masyarakat pihak KUA masih membutuhkan bantuan dari penghulu yang bertugas di KUA Pati kota. Hal tersebut lantaran penghulu yang ada tidak bisa bertugas karena sakit.

“Di Kecamatan Tlogowungu itu kepalanya dirangkap dari Pati karena yang bersangkutan sedang sakit tidak bisa melakukan aktivitas, merangkap lagi. Penghulu juga itu, ya sudah ditarik satu, terus kemudian masing-masing punya tugas double,” terangnya.

Lebih lanjut, ungkap Alimin, terbatasnya jumlah penghulu di Pati terkadang mengakibatkan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tidak maksimal. Khusussnya, ketika ada calon pengantin yang jadwal akad nikahnya bersamaan dan di satu daerah, penghulu harus meminta calon pengantin untuk merubah jam akad nikahnya agar bisa terlayani semua.

“Jadi masing-masing penghulu itu terkadang juga kita tugasi di 2 kecamatan, jadi kalau begitu ya kalau pas ada jadwal bersamaan kan tidak terlayani. Kalau seperti ini kan kalau tidak dibantu kan kasian memang sangat-sangat kurang sehingga kemungkinan terjadi layanan ya kurang memuaskan,” terangnya.

Dengan kondisi tersebut, para penghulu yang ada di Pati harus bekerja keras untuk melayani masyarakat. Jikalau ada masyarakat yang menjadwalkan akad nikahnya di malam hari, pihak penghulu pun siap terjun untuk mengakadkan calon pengantin.

“Pernah penghulu menikahkan malam hari, minta jam berapapun dilayani yang penting bersedia digeser. Karena kondisinya seperti itu kahirnya bisa dimaklumi akhirnya ya sudah tidak apa-apa,” pungkasnya.

 

(Alf/Jurnalindo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *