Kasus DBD Sempat Naik, tahun 2023 Kembali Turun

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati telah mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2023 sebanyak 445 kasus. Jumlah tersebut mengalami penurunan
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati telah mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2023 sebanyak 445 kasus. Jumlah tersebut mengalami penurunan

Jurnalindo.com, – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati telah mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2023 sebanyak 445 kasus. Jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2022.

Berdasarkan laporan dari Dinkes yang mengidap DBD pada tahun 2023 sebanyak empat orang meninggal dunia. Hal tersebut dibenarkan langsung oleh Kepala Dinkes Kabupaten Pati, Aviani Tritanti Venusia.

Menurut Aviani pergantian musim inilah pemicu utama terkena penyakit DBD, dan biasanya ketika masuk musim hujan banyak pasien mengalami demam tinggi disertai batuk.

Namun angka DBD di tahun 2023 ini cenderung menurun, lantaran musim kemarau tersebut sangat panjang. Bahkan memasuki bulan januari saja hujannya masih Jarang-jarang.

“faktor cuaca membuat kasus DBD semakin menurun. Di tahun 2023 ini, musim kemarau terbilang panjang,”jelas Aviani belum lama ini.

“Di bulan Januari ini biasanya ada kenaikan kasus DBD, karena sudah mulai musim hujan,” sambungnya.

Berbeda pada tahun 2022 angka DBD di Kabupaten Pati mengalami lonjakan yang dahsyat, bahkan terhitung dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2023. Sedangkan angka kematian di tahun tersebut sebanyak 8 kasus.

“tahun 2022, meningkat luar biasa yakni sebanyak 911 kasus positif DBD dengan 8 pasien dinyatakan meninggal dunia,” paparnya.

Kenaikan tersebut kata Aviani disebabkan faktor cuaca yang sangat ekstrim, sehingga masyarakat mudah sekali terkena DBD.

“Seperti yang kita alami, di tahun 2022 lalu saat cuaca ekstrim kasus DBD meningkat sangat pesat,” ujarnya.

Untuk pencegahan penyebaran DBD, Dinkes Kabupaten Pati telah melakukan upaya diantaranya seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), hal tersebut dinilai sangat efektif untuk mengantisipasi penyebaran DBD, selain minim biaya tetapi juga mudah diterapkan dan bisa dilakukan kapanpun serta dimanapun. (Juri/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *