Anjloknya Harga Ikan Nila Salin, Petani Tambak di Tayu Merugi

Jurnalindo.com – Para petani tambak ikan nila salin yang terdapat di wilayah Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati merasa lemas akibat anjloknya harga ikan yang dipermainkan tengkulak. Selain itu ditambah lagi adanya dropping ikan dari jawa timur sehingga harga ikan itu turun.

Abdul, salah satu petani tambak nila salin mengaku harus rela merugi dan menjual ikannya yang sudah dipelihara selama 5 bulan, padahal seharusnya untuk perawatan ikan nila salin itu hanya 3 bulan.

Salah satu Petani tambak yang bernama Abdul, memaparkan kekesalannya terhadap harga ikan yang tak kunjung naik, bahkan dirinya rela menunggu usia sampai 5 bulan untuk dipanen sedangkan menurutnya usia normal hanya 3 bulan saja.

Baca Juga: Benarkah Konsumsi Junk Food Dapat Memengaruhi Kualitas Tidur Kita?

Namun, harga tersebut tetap sama, sehingga, dirinya rela memanen ikannya dengan harga yang tidak sesuai daripada kerugiannya semakin bertambah.

“Beberapa pekan ini kami menunggu pembeli yang berani menawar ikan dengan harga tinggi, tapi harganya tetap sama, Rp 18 ribu/kg, ya terpaksa kami jual,”Keluhnya.

Menurutnya, Para tengkulak saat ini rata-rata membeli ikan dengan harga Rp 18 ribu/kg. Mereka berdalih susah menjual kembali karena di pasaran saat ini didrop ikan nila dari wilayah Jawa Timur, sehingga banyak ikan nila salin yang sementara ini masih ditampung.

“Biasanya kalau musim begini, kita bisa menjual ikan dengan harga diatas Rp 20 ribu, tapi nyatanya ikan sudah kita pelihara sampai 5 bulan, tapi harganya tetap anjlok, kalau tidak segera kita jual kita akan keberatan memberi makanan,”Ujarnya.

Tambak ikan nila yang dirawat merupakan hasil sewa, pertahun Rp 10 juta, dan hasil panen yang didapat saat ini mencapai hampir 2 ton, namun dengan harga ikan nila yang hanya Rp 18 ribu/kg, ia mengaku hanya bisa mendapatkan Rp 36 juta.

“Nilai itu kalau dibandingkan dengan perawatan maka kita rugi, makanan kita habis hampir 100 karung atau sekitar Rp 30 juta, belum lagi bibit, perawatan dan lain-lain, jadi kita rugi banyak,”Keluhnya.

Hal senada juga dialami Kamto, Saat ini banyak petani tambak yang resah akibat anjloknya harga ikan nila salin di pasaran. Pasalnya, Biaya pakan dan lain-lain menggerus hasil penjualan ikan.

“Saat ini rata-rata hasil panen tak sesuai, karena terkadang mau menebar benih lagi, tak jarang para petani ini harus memakai uang pribadi, bahkan hingga pinjam di bank, dengan harapan ketika panen nanti bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, tapi nyatanya saat ini harga malah anjlok,,”Terangnya.

Dirinya berharap dari pemerintah ada kepedulian terkait harga ikan salin, sehingga tidak gampang harganya diombang-ambing dari pihak lain.

”Nila salin ini kan ibarat sudah menjadi ikon Pati. Setidaknya pemerintah ini ikut campur tangan membantu para petani tambak, minimal bisa mengendalikan harga di pasaran, jangan cuma slogan saja yang diunggulkan, tapi nasib petani tak diperhatikan,”tutupnya.

 

(Alf/jurnalindo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *