PPP Gagal Lolos ke DPR: Kegagalan dan Sorotan

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) harus menghadapi kegagalan yang cukup mencolok dalam Pemilu 2024. Setelah 11 kali periode pemilu dengan (Sumber foto : Kumparan)
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) harus menghadapi kegagalan yang cukup mencolok dalam Pemilu 2024. Setelah 11 kali periode pemilu dengan (Sumber foto : Kumparan)

Jurnalindo.com ,- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) harus menghadapi kegagalan yang cukup mencolok dalam Pemilu 2024. Setelah 11 kali periode pemilu dengan keberhasilan meraih kursi di DPR, kali ini PPP harus menelan pil pahit karena gagal memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Ini menjadi pertama kalinya sejak berdirinya partai ini bahwa mereka tidak dapat meraih kursi di lembaga legislatif.

Fokus yang Terpecah

Menurut Adi Prayitno, Direktur Parameter Politik Indonesia, kegagalan PPP dalam Pemilu 2024 bisa disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah kurangnya fokus dalam mengawal Pemilu. Adi berpendapat bahwa PPP tidak terlalu memfokuskan diri pada upaya memenangkan Pemilu, dan hal ini mungkin terkait dengan pembagian fokus antara Pileg dan Pilpres. PPP terlibat dalam mendukung pasangan Ganjar-Mahfud dalam Pilpres, sehingga energi dan perhatian partai terbagi.

Kritik yang Terfokus pada Jokowi

Adi juga menyoroti bahwa sejumlah elite PPP terlalu sibuk mengkritik Presiden Jokowi, sementara seharusnya mereka lebih fokus pada upaya memenangkan pemilu. Menurut Adi, hal ini merupakan langkah paradoks karena kritik terhadap Jokowi, yang memiliki approval rating tinggi, dapat merugikan PPP. Sebagai gantinya, PPP seharusnya menggunakan kacamata kuda untuk fokus pada upaya lolos Pileg.

Tidak Sinkron dengan Pemilih Basis

Keputusan PPP dalam mendukung pasangan Ganjar-Mahfud juga disoroti oleh Adi. Menurutnya, keputusan tersebut tidak selaras dengan keinginan mayoritas suara kader di daerah, yang lebih memilih Anies atau Prabowo. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan politik elite PPP dalam Pilpres tidak sesuai dengan preferensi pemilih basis partai.

Gagal Merespons Pergeseran Pemilih

Adi juga mengkritik bahwa PPP gagal membaca pergeseran pemilih yang mayoritasnya dikuasai oleh anak muda. Basis pemilih PPP yang didominasi oleh mereka yang berumur tua tidak mampu merespons dinamika zaman yang menuntut strategi dan pendekatan yang berbeda. Ini menjadi salah satu faktor penting yang menyebabkan kegagalan PPP dalam Pemilu 2024.

Sorotan pada Plt Ketum Mardiono

Selain itu, Adi juga menyoroti peran Plt Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono, dalam kegagalan partai ini. Menurutnya, Mardiono tidak mampu mengelola potensi dan kekuatan PPP dengan baik untuk memastikan partai lolos ke parlemen. Sehingga, kegagalan PPP dalam Pemilu 2024 membuat sorotan utama mengarah ke arah Mardiono sebagai ketua sementara partai.

Kegagalan PPP dalam Pemilu 2024 menjadi pembelajaran berharga bagi partai ini untuk memperbaiki strategi dan pendekatannya dalam menghadapi dinamika politik yang semakin kompleks dan berubah. (Nada/Kumparan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *