Jimly Asshiddiqie Kunjungi Megawati Soekarnoputri, Mendoakan Reda Ketegangan Politik

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie, melakukan kunjungan ke kediaman Presiden Kelima RI dan Ketua Umum PDI-P, Megawati (Sumber foto : Kompas)
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie, melakukan kunjungan ke kediaman Presiden Kelima RI dan Ketua Umum PDI-P, Megawati (Sumber foto : Kompas)

Jurnalindo.com, – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie, melakukan kunjungan ke kediaman Presiden Kelima RI dan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, di Jakarta pada hari pertama Idul Fitri, Rabu (10/4/2024).

Dalam kunjungannya, Jimly menyampaikan pesan perdamaian dan harapan agar suasana politik di Tanah Air mereda, khususnya setelah Pilpres 2024.

“Mudah-mudahan suasana Idul Fitri ini bisa kita manfaatkan untuk meredakan ketegangan pasca-pilpres, pemilu dan pilpres khususnya,” kata Jimly usai bertemu Megawati.

Jimly juga menyampaikan rasa syukurnya karena bisa berkunjung untuk bersilaturahim Lebaran ke kediaman Megawati, setelah terkendala oleh situasi pandemi Covid-19 selama beberapa tahun.

Mengenai sengketa hasil Pilpres 2024 di MK, Jimly berharap semua pihak bisa menerima putusan yang akan diumumkan pada 22 April mendatang.

“Kita tunggu putusan MK. Tapi apa pun putusannya, saya berharap kita semua terima. Ya kita move on lah, bagaimana sebaiknya mengurangi, memulihkan kembali kepercayaan satu dengan yang lain,” tambahnya.

Jimly juga menitipkan pesan agar setelah Idul Fitri, semua pihak dapat saling berangkulan meski berbeda kubu politik. Ia berharap agar suasana tegang dapat berakhir dan digantikan oleh kerukunan.

Selain berkunjung ke kediaman Megawati, Jimly juga melakukan kunjungan serupa ke Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Namun, Jimly menegaskan bahwa kunjungannya tersebut hanya dalam rangka bersilaturahim Lebaran, tanpa membahas masalah politik khusus.

Dengan kunjungan ini, Jimly Asshiddiqie memperlihatkan pentingnya semangat perdamaian dan rekonsiliasi di tengah perbedaan politik, terutama di momen yang sakral seperti Idul Fitri. (Kompas/Nada)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *