7 Dampak Buruk Membentak Anak yang Perlu Diwaspadai

Jurnalindo.com – Membentak anak dapat memiliki dampak serius pada kesehatan mental mereka.

Oleh sebab itu, sebisa mungkin sebagai orang tua kita perlu menghindari hal tersebut.

Ada beberapa dampak negatif yang dapat timbul ketika orang tua membentak anak, berikut tujuh diantaranya:

Baca Juga: Buat Anak Rileks dan Tak Gampang Stres, Ini 10 Manfaat Memberikan Pelukan pada Anak Setiap Hari

1. Stres dan kecemasan

Anak yang sering dibentak cenderung mengalami tingkat stres dan kecemasan yang lebih tinggi.

Mereka mungkin merasa takut atau tidak aman di sekitar orang tua atau orang dewasa lainnya.

2. Rendah diri dan harga diri

Anak-anak yang dibentak secara terus-menerus dapat mengembangkan perasaan rendah diri dan merasa tidak berharga.

Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak mampu memenuhi harapan orang tua atau selalu salah.

3. Masalah perilaku

Membentak dapat menyebabkan anak menginternalisasi rasa marah dan frustasi, yang dapat berdampak pada perilaku mereka.

Anak-anak mungkin menunjukkan perilaku yang agresif, menarik diri, atau sulit diatur.

4. Gangguan emosional

Anak-anak yang sering dibentak dapat mengalami gangguan emosional seperti depresi atau ansietas.

5. Gangguan hubungan sosial

Anak-anak yang sering dibentak mungkin mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya atau orang lain karena mereka merasa takut atau tidak nyaman.

6. Meniru perilaku

Anak-anak belajar dari lingkungan sekitar mereka.

Jika mereka melihat orang dewasa menggunakan bentakan sebagai cara untuk mengungkapkan emosi, mereka mungkin meniru perilaku tersebut dalam interaksi dengan orang lain.

7.  Mengurangi kepercayaan diri

Membentak dapat merusak kepercayaan diri anak-anak dan membuat mereka ragu untuk mengambil inisiatif atau berbicara tentang perasaan mereka.

Untuk menghindari dampak negatif ini, penting bagi orang tua untuk mencari cara-cara alternatif dalam berkomunikasi dengan anak-anak.

Menggunakan pendekatan yang lembut, penuh pengertian, dan mendukung akan membantu membangun hubungan yang positif dan mendukung perkembangan kesehatan mental anak-anak.

Jika Anda merasa kesulitan mengelola emosi atau pola komunikasi dengan anak, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional, seperti psikolog atau konselor yang Anda percaya.

 

(Alf/jurnalindo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *