Bappeda Pati, Dorong Setiap OPD Tingkatkan Pelayanan Dengan Ciptakan Inovasi

Jurnalindo.com Pati – Bappeda Kabupaten Pati menggelar workshop yang bertajuk kebijakan Inovasi Daerah yang mana acara tersebut meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, supaya lebih mudah dan sederhana.

Acara tersebut berlangsung di ruang pragolo kantor Kabupaten Pati yang dihadiri PJ Bupati Pati Henggar Budi Anggoro Seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Camat.

Dalam acara itu mendatangkan Pemateri dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Selasa (13/12/2022).

Baca Juga: PJ Bupati Pati, Terus Tingkatkan Inovasi Kesemua OPD, Demi Pelayanan Untuk Masyarakat.

Selaku tuan rumah Muchtar dari Bappeda menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan cara untuk mengembangkan inovasi.

Dirinya berharap semua OPD dapat menciptakan terobosan baru untuk meningkatkan pelayanan berbasis aplikasi yang inovatif.

“dibuktikan dengan pelayanan publik yang baik salah satu cara atau strategi ya dengan inovasi, karena inovasi itu bukan tujuan tetapi cara,”ucap muchtar.

Menurutnya apabila semua OPD mampu meningkatkan inovasi dengan membuat aplikasi digital atau non digital maka, dirinya yakin bahwa kedepan pati menjadi Kabupaten yang inovatif.

“Harapan kami kedepan di tahun 2023 setiap OPD sudah membuat inovasi, bukan sekedar membuat tetapi inovasi yang standar,” terangnya.

Dirinya Menambahkan bahwa kabupaten pati mengalami kenaikan peringkat setiap tahunnya. Ia berharap targetnya ke depan sampai mendapatkan skor minimal 60 persen.

Baca Juga: Harga STB Di Toko melambung tinggi

“Pati alhamdulilah di tahun ini ada

peningkatan di tahun 2021 peringkat 53 di tingkat nasional di tahun ini peringkat 58 artinya ada komitmen semua OPD dan itu, terbukti walaupun belum maksimal,” ungkapnya.

Sementara itu Narasumber dari kemendagri Arsyad Sectino mengatakan bahwa inovasi itu tidak harus aplikasi melainkan ada perubahan dan manfaat di tempat itu.

“Inovasi itu tidak harus berupa aplikasi.

Inovasi ada dua tipe satu digital yang kedua non digital, tidak ada paksaan untuk membuat aplikasi yang berbasis digital, melainkan pendekatan sosial itu juga dikatakan inovasi asalkan ada perubahan Susana, ada dampak yang terukur, ada metode yang diperbarui dan ada juga kolaborasi didalamnya itu juga bisa dikatakan inovasi,”jelasnya.

Kemudian, pihaknya menggambarkan ketika berbicara tentang inovasi sama dengan digital maka kasian masyarakat indonesia bagian timur, yang sangat terbatas untuk mendapatkan jaringan internet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *