News  

Peselancar Luar Negeri Akan Ramaikan Wisata Ombak Bono di Riau

Jurnalindo.com – Setelah dua tahun ditiadakan akibat COVID-19, event “Bono Surfing” atau Selancar Bono yang merupakan ombak gelombang hasil pertemuan hulu dan air laut Sungai Kampar akan digelar oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Kegiatan tersebut akan dilaksanakan tahun ini dengan peselancar dari luar negeri. Bahkan targetnya adalah untuk memecahkan rekor berselancar terlama di atas Ombak Bono yang berjalan hampir 40 kilometer ini, demikian kata Kepala Dispar Pelalawan, Dodi Asma Saputra di Pelalawan, Senin.

“Ombak Bono kembali digelar sekitar Oktober sampai November nanti dengan mendatangkan peselancar dari luar negeri. Di antaranya dari Prancis, Australia, dan lainnya, ada delapan negara sekitar belasan orang yang mau memecahkan rekor selancar terlama,” katanya.

Infrastruktur penunjang saat ini tengah dipersiapkan oleh pihaknya yakni jalan sepanjang 30 km yang belum diaspal. Selain itu juga mendata sejumlah penginapan seperti wisma yang ada di Desa Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti tersebut.

“Ini memang program Bupati dan Wakil Bupati Pelalawan, Zukri Misran-Nasaruddin untuk pengembangan Bono. Selain itu ada pulau di Teluk Meranti, Pulau Pedadoh, Sungai Kerumutan dan Bunut yang juga mau dibuka. Jadi penunjangnya yang diperkuat, ” ujarnya.

Bahkan untuk menunjang objek wisata Bono sebagai ombak yang hanya ada dua di dunia ini selain di Brasil ,Pemkab Pelalawan juga mengusulkan penambahan lokasi ruas Exit Tol, salah satunya ke arah Ukui itu.

Sungai Kampar yang disebut Bono oleh masyarakat sekitar itu, lanjutnya beberapa kali sudah masuk kategori Anugerah Pariwisata Indonesia. Tahun ini diharapkannya Anugerah tersebut bisa didapatkan Kabupaten Pelalawan.

Sejumlah event wisata juga telah dan akan digelar oleh Dispar Pelalawan selain Wisata Bono. Di antaranya yang sudah dilakukan Tahlil Berhanyut kemudian yang akan dilaksanakan seperti Lomba memancing dan festival makan ikan.

Untuk objek wisata pihaknya juga sedang melakukan pengembangan pariwisata baru seperti pemandian air panas di Pangkalan Lesung. Di samping juga sudah ada Istana Sayap, tugu equator, danau betung dan takwij. “Tugu ekuator mau dibuat rest area, dibaguskan lagi yang di Kerumutan itu karena itu titik nolnya bumi,” sebut kadispar.
(ara/iva)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *