KIWI Challange 2022 Dimenangkan “Beyond Border”

Jurnalindo.com – Jakarta, 12/12 – Ide bisnis Binus School Serpong “Beyond Border” meraih juara pertama dalam Education New Zealand’s (ENZ) Kompetisi Ide Wirausaha Indonesia (KIWI) Challange 2022.

Beyond Border mendorong pengembangan aplikasi perencanaan perjalanan yang merampingkan dan mempersonalisasi proses perencanaan perjalanan. Tim juga memiliki fokus yang kuat pada keterlibatan masyarakat lokal dan pelibatan orang-orang dari berbagai kemampuan.

Tim BINUS School Serpong memenangkan voucher senilai Rp 10 juta (NZD 1.000) dan kini berkesempatan menyelesaikan magang virtual di Massey University.

“Jika masa depan planet ini ada di tangan Anda [para siswa], maka kami dalam kondisi yang baik. Masing-masing tim telah memikirkan beberapa ide dan solusi yang sangat inovatif untuk masalah yang unik di Indonesia,” kata anggota panel juri Dr. Jeffrey Stangl, Director of Strategic Partnerships – Massey University, dalam siaran pers, Senin.

Juri lainnya, Geoff Bilbrough, GM Marketing and Communications – Education New Zealand, menambahkan: “Saya sangat terkesan dengan apa yang saya lihat hari ini, kalian [mahasiswa] bisa sangat bangga dengan diri sendiri dan sangat optimis dengan masa depan yang kalian miliki. dalam pandangan yang jelas.”

Baca Juga: Inilah 16 Stadion Indonesia yang layak untuk gelar kompetisi Liga 1 Indonesia salah satunya JIS

KIWI Challenge adalah kompetisi kewirausahaan siswa tahunan di mana siswa yang berpartisipasi dari sekolah-sekolah di Jawa dan Kalimantan menghasilkan solusi atau ide inovatif tentang topik tertentu.

Kompetisi ini diselenggarakan setiap tahun bekerja sama dengan salah satu universitas ternama di Selandia Baru. Nominator tahun ini adalah Te Kunenga ki Pūrehuroa – Massey University, yang kemudian mengangkat topik “Sustainable Business and Entrepreneurship in the Tourism Industry”.

KIWI Challenge merupakan inisiatif dari Education New Zealand (ENZ) yang bermitra dengan Kopi Tuli (Deaf Cafe), komunitas tunarungu di Jakarta. Kemitraan ini sejalan dengan kerangka strategis ENZ untuk memelihara dan mempromosikan keragaman, kesetaraan, dan inklusi, dengan bahasa isyarat sebagai salah satu dari tiga bahasa resmi Selandia Baru.

KIWI Challenge tahun ini diluncurkan oleh Menteri Pendidikan Selandia Baru Chris Hipkins saat berkunjung ke Jakarta Oktober lalu.

Sejak itu, 36 tim dari 18 sekolah di wilayah Jawa dan Kalimantan telah mengerjakan ide-ide inovatif dan keterampilan presentasi bisnis mereka. Ke-36 tim bekerja keras untuk mengembangkan ide mereka dan membuat video presentasi berdurasi 2-3 menit untuk mengikuti kompetisi.

Lima tim terpilih kemudian masuk final dan berkesempatan untuk memberikan presentasi selama 10 menit kemudian mengartikulasikan solusi bisnis pariwisata berkelanjutan mereka, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab selama 5 menit oleh panel juri yang berpengalaman.

Juri termasuk Dr. Jeffrey Stangl dan Geoff Bilbrough juga mengakui Tri Erwinsyah Putra, co-founder Kopi Tuli.

Baca Juga: Semen Padang meminta PSSI bijak terkait kelanjutan kompetisi Liga Indonesia

Pemenang kompetisi ini akan memiliki kesempatan untuk menyelesaikan magang virtual di Universitas Massey untuk mempelajari keterampilan praktis untuk ‘membawa ide mereka ke dunia’. Melalui delapan jam pendampingan khusus dari sejumlah pakar pemasaran akademik Massey University, mahasiswa akan belajar cara menambahkan nilai pada ide mereka dan membuat rencana pemasaran digital untuk meluncurkan solusi bisnis secara efektif.(jurnalindo/salman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *