Ibu Harus Tahu, 5 tanda Remaja Anda Mengalami Depresi

Jurnalindo.com – Sebagai seorang ibum Anda harus tahu tanda-tanda jika anak Anda mengalami depresi yang berlebihan.
Sebab, sejauh ini banyak orang yang tidak emngetahui tanda-tanda depresi pada anak sehingga membiarkan anaknya klimprungan.
Padahal, mengetahui kondisi depresi anak ini sangat penting untuk mengarahkannya menjadi lebih baik.
Hal ini harus bisa dilakukan oleh orang tua, agar anaknya tidak berlarut-larut dalam depresi yang berlebihan.
Ada lima tanpa inti yang bisa ibu bisa ketahui ketika seorang anak mengalami depresi. Berikut ini tanda-tandanya.

Baca Juga: Tips Liburan Sehari di Bali, Tetap Asyik Dan Puas
1. Bermasalah di sekolah
Remaja yang sulit berkonsentrasi atau tidak bersemangat saat di sekolah bisa jadi salah satu tanda gangguan kesehatan mental ini.
Hal ini bisa dilihat dari tingkat kehadiran yang buruk, penurunan nilai atau rasa frustasi akan tugas-tugas sekolahnya.
2. Punya keinginan kabur dari rumah
Keinginan atau bahkan upaya untuk lari dari rumah adalah salah satu pertanda serius adanya depresi.
Meski terdengar seperti ancaman, namun itu adalah upaya minta tolong atas keluhan yang dirasakannya.
3. Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol
Kedua zat adiktif ini kerap jadi pelarian remaja untuk mengobati perasaan negatifnya. Sayangnya, hal ini malah memicu akan adanya ketergantungan yang berakibat buruk secara fisik atau mental.
4. Kepercayaan diri rendah
Depresi dapat memunculkan perasaan rendah diri pada remaja. Bukan hanya sekedar perasaan tidak percaya diri namun merasa gagal, malu, buruk dan tidak berharga.
Kemunculannya juga bukan sesekali melainkan dirasakan terus menerus secara intens.

Baca Juga: Agar Tidak Mudah Rusak, Begini Tips Mencuci Baju Yang Benar
5. Kecanduan smartphone
Smartphone sekarang sudah menjadi sahabat bagi setiap remaja. Meski demikian, penggunaan gasget ini secara berlebihan bisa menjadi pertanda kondisi metal yang memburuk.
Banyak dari mereka menjadikan dunia maya sebagai pengalih perasaan negatif yang malah mengisolasi diri dari sekitarnya.
Hal ini semakin memicu perasaan tertekan dan berdampak pada kesehatan mentalnya.

(Nawa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *