Kontroversi Yel-Yel ‘Solo Bukan Gibran’: Respons Santai dari Ketum PSI, Kaesang Pangarep

Kaesang Pangarep Ketua Umum PI (sumber Foto. Detik.com)
Kaesang Pangarep Ketua Umum PI (sumber Foto. Detik.com)

JurnalIndo.com – Terkait dengan munculnya yel-yel dan spanduk bertuliskan ‘Solo Bukan Gibran’, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep memberikan respons yang santai dan jelas terhadap situasi yang tengah menjadi sorotan. Yel-yel dan spanduk tersebut secara terbuka menegaskan bahwa Kota Solo tidak terkait dengan kakak kandung Kaesang, Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2.

Kaesang Pangarep, yang hadir dalam acara Kopi Darat Wilayah (Kopdarwil) PSI NTB di Lombok Raya Hotel Mataram, NTB, menegaskan pandangannya terkait pernyataan tersebut kepada para wartawan. di lansir dari detik.com

“Solo bukan Mas Gibran. Ya Solo kan memang bukan Mas Gibran,” ungkap Kaesang, merujuk pada kota di Jawa Tengah (Jateng) yang secara geografis memang berbeda dengan sosok Gibran.

Namun, dalam responsnya yang santai, Kaesang memberikan interpretasi lain terkait dengan arti ‘solo’ dalam konteks nama Gibran. “Tapi Mas Gibran ya solo,” tandasnya dengan jelas.

Yel-yel ‘Solo Bukan Gibran’ mulai mencuat saat kedatangan calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, di acara apel Satgas PDIP di Taman Sunan Jogo Kali, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo. Namun, Ganjar menolak memberikan tanggapan terkait yel-yel tersebut.

“Kuwi takonono kae wae, ra mudeng aku (Itu tanya sana saja, saya tidak paham),” ujar Ganjar kepada awak media, Minggu (24/12), menunjukkan ketidaktahuannya terkait isu tersebut.

Selain yel-yel, sebuah spanduk dengan tulisan #SoloBukanGibran juga terpasang di jembatan Kali Pepe, Jalan Setia Budi, Solo. Warga sekitar menyatakan bahwa spanduk itu telah terpampang di situ sejak beberapa hari sebelumnya.

“Ngga mudeng sopo sing masang (tidak tahu siapa yang memasang),” ungkap Agung, salah satu warga sekitar, saat diwawancarai oleh detikJateng, pada Kamis (21/12).

Kontroversi ini terus menjadi perbincangan publik, menyoroti pandangan masyarakat terhadap peran serta dan citra Gibran Rakabuming Raka dalam konteks politik di Kota Solo, sementara Kaesang Pangarep dengan santai mengungkapkan perspektifnya yang jelas terkait masalah ini.

Jurnal/Mas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *