Terkait Penolakan AS terhadap Resolusi Gencatan Senjata di Gaza: Indonesia Merespon

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengekspresikan rasa kecewanya terhadap keputusan Amerika Serikat yang menggunakan Sumber foto: NusantaraTV
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengekspresikan rasa kecewanya terhadap keputusan Amerika Serikat yang menggunakan Sumber foto: NusantaraTV

Jurnalindo.com, – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengekspresikan rasa kecewanya terhadap keputusan Amerika Serikat yang menggunakan hak veto terhadap resolusi gencatan senjata di Gaza. Selain AS, Inggris juga memilih untuk abstain dalam voting terkait gencatan senjata tersebut.

“Saya sangat menyesal atas kegagalan Dewan Keamanan dalam mengadopsi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza meskipun lebih dari 102 negara, termasuk Indonesia, ikut mensponsori resolusi tersebut,” kata Retno dalam unggahan media sosial.

Retno Marsudi menyerukan agar dunia tidak lagi bergantung pada keputusan beberapa negara terkait nasib warga sipil Palestina. Ia menekankan bahwa korban terbanyak dari serangan Israel di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.

“Komunitas global tidak bisa terus bergantung pada beberapa negara dan menyaksikan tanpa daya kekejaman dan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak di Gaza,” tambahnya.

Perang di Gaza antara Israel dan Hamas telah menelan banyak korban jiwa, dan upaya untuk mencapai gencatan senjata terus menjadi tantangan. Keputusan veto AS disebutkan karena dianggap bahwa gencatan senjata hanya akan menguntungkan pihak Hamas, yang oleh AS dan Israel dianggap sebagai kelompok teroris. AS menegaskan bahwa mereka hanya mendukung jeda pertempuran demi melindungi warga sipil dan pembebasan tawanan yang ditahan oleh Hamas.

Deputi Dubes AS untuk PBB, Robert Wood, menyatakan bahwa rancangan resolusi gencatan senjata dianggap terburu-buru dan tidak seimbang. Dia menilai bahwa resolusi tersebut tidak akan membawa kemajuan konkret dan bahkan dapat menanam benih perang di masa depan.

Utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menyatakan bahwa hasil voting Dewan Keamanan PBB adalah bencana bagi Palestina, dan ia menegaskan bahwa nyawa warga Palestina berada dalam bahaya.

Situasi di Gaza semakin kompleks, dan keprihatinan internasional terus berkembang terkait eskalasi konflik tersebut. (Kumparan/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *