Mengkonsumsi protein berlebihan bisa sebabkan penyakit Ginjal

jurnalindo.com, Jawa Barat – Mengkonsumsi terlalu banyak protein dapat mempersulit ginjal untuk berfungsi, kata Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Ali Khamshan.

Berbicara di Karawang Barat, Profesor Ali mengatakan: “Secara nutrisi, masalah ginjal biasanya terjadi karena orang terlalu banyak mengonsumsi protein, sehingga ginjal berada pada posisi yang sulit untuk melakukan proses pencernaan, yaitu protein yang terlalu tinggi.” Jawa Barat, Rabu.

Profesor Ali menjelaskan bahwa gagal ginjal akut adalah kondisi baru dan berkembang pesat. Sedangkan gagal ginjal kronis terjadi secara perlahan dan dalam waktu lama, seperti stunting.

Baca Juga: Demi kesehatan payudara dokter Menyarankan memilih bra sesuai ukuran

Mengenai nutrisi, gagal ginjal bisa terjadi karena konsumsi makanan yang berlebihan, terutama yang tinggi protein.

Menurut Prof. Ali, apabila seseorang sudah memiliki riwayat penyakit ginjal maka harus lebih berhati-hati dalam memilih asupan makanan.

“Tapi itu kalau orang sudah mempunyai masalah. Jangan sampai kita mengatakan, ‘Jangan makan protein nanti gagal ginjal.’ Nanti keliru lagi, nanti anak-anak banyak stunting lagi,” kata Prof. Ali.

Prof. Ali mengatakan kunci dari menjaga kesehatan organ tubuh termasuk ginjal adalah dengan mengkonsumsi makanan sehat yang memenuhi anjuran gizi seimbang.

“Jadi jangan berlebihan karena kalau makanan itu kan kuncinya moderate is the best, yang sedang-sedang saja itu yang bagus, jangan kurang, jangan lebih. Itu insya Allah membuat kita menjadi lebih sehat,” ujarnya.

Kasus gagal ginjal akut yang terjadi pada anak, saat ini menjadi perhatian khusus. Penyakit tersebut diduga disebabkan oleh konsumsi paracetamol cair.

Baca Juga: Keseringan Main Medsos Dapat Perburuk Kesehatan Mental

Menurut Prof. Ali, masyarakat diimbau untuk selalu waspada hingga ada aturan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah

“Ketika benar-benar penyebab gagal ginjal akut itu teridentifikasi, apakah paracetamol atau bukan, maka sudah pasti ada aturan-aturan yang harus dilakukan. Oleh karena itu kita masih menunggu pemerintah nanti seperti apa tindakannya,” ujar Prof. Ali. ( Ara/Amnan )

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *