Angka Kriminal di Pati Tahun 2023 Naik 50 Persen

Kasus kriminal di Kabupaten Pati tahun 2023 mengalami kenaikan hingga 50 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Hal tersebut disampaikan (jurnalindo.com)
Kasus kriminal di Kabupaten Pati tahun 2023 mengalami kenaikan hingga 50 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Hal tersebut disampaikan (jurnalindo.com)

Jurnalindo.com, – Kasus kriminal di Kabupaten Pati tahun 2023 mengalami kenaikan hingga 50 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Hal tersebut disampaikan langsung dari Kepala Bagian (Kabag) Operasi (OPS) Polresta Pati Kompol Sugino.

“tahun ini 307 kasus sedangkan tahun 2022 sebanyak 150 kasus sehingga naiknya 50 persen lebih,”jelas Sugino saat melaporkan agenda tahunan menjelang Nataru 2024 di Ruang Penjawi Setda Kabupaten Pati, Selasa (19/12).

Dikatakan dari kasus tersebut merupakan kejahatan lokal dalam arti hanya terjadi di wilayah kabupaten Pati, Menurut Sugino tingginya kasus kriminal tersebut hampir 90 persen dipengaruhi oleh minuman keras (Miras).

“hampir selalu di konsumsi miras. 99 persen kebanyakan mereka terlebih dahulu dipengaruhi minuman keras,”ungkapnya.

Lanjut Sugino, akhir-akhir ini perilaku kriminal tersebut banyak ditemukan oleh anak-anak pelajar yang notabene masih dibawah umur. Tentunya Kejadian ini menjadi perhatian khusus oleh pemerintah Kabupaten Pati.

Seperti halnya yang dicontohkan kasus yang terjadi di daerah Sukolilo beberapa waktu lalu, pihak Polisi berhasil mengamankan 13 pelajar dan semua itu dipengaruhi minuman keras.

yang membuat tercengang dalam kasus tersebut, kata sugino ada beberapa siswa membawa senjata tajam, tentunya kejadian ini jangan sampai terulang kembali.

“ Ada ratusan pelajar dari Pati kota yang geruduk ke sukolilo. dan 13 siswa yang ditahan dan yang paling miris. Ada 3 yang membawa celurit, semua itu terpengaruh minuman keras,”paparnya.

Kendati demikian, pihaknya meminta kepada semua orang tua dan pihak sekolah agar lebih ditingkatkan pengawasan dan kewaspadaan terhadap mereka. Pasalnya kenakalan usia remaja tersebut biasanya lebih mengikuti trend dari pada memikirkan kerugian dan dampak yang ditimbulkan.

“Supaya kita sebagai orang tua lebih open. dan peran guru juga lebih ditingkatkan dalam pendekatan,”pungkas dia. (Juri/Jurnal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *