Anggarkan 14 Miliar, Pemkab Pati Datangkan 1,497 Alat Ukur Stunting Sesuai Standar.

Jurnalindo.com, Pati – Pemerintah Kabupaten (pemkab) Pati akan mendatangkan alat ukur stunting sesuai standar sebanyak 1,497 yang nantinya disebarkan ke seluruh Posyandu ke seluruh wilayah kabupaten Pati.

Alat ukur ini diperkirakan menelan anggaran mencapai 14 miliar yang rencananya tahun ini alat tersebut sudah tersalurkan semua.

Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Pati Etty Irianingrum mengatakan, dengan adanya alat ukur stunting yang standar ini tentunya dapat mengidentifikasi balita sejak dini.

”Alat yang standar itu kan sensitifitasnya berbeda. Bisa saja yang seharusnya stunting, tapi kalau alatnya tak standar dinyatakan stunting. Ini bisa los. Jadi bisa kecolongan,” jelas Etty belum lama ini.

Baca Juga: Genap 1000 Rumah, Baznas Salurkan Bantuan Rumah Ke Masyarakat Pati.

Menurutnya dengan perkembangan teknologi saat ini perlu mereformasi ulang yang dulunya alat tersebut tak standar, maka perlu update ulang, sehingga kedepan benar- benar dipastikan bahwa balita tersebut memang terkena stunting.

Kendati, pihaknya mengatakan bahwa Kemenkes telah menginstruksikan untuk update alat ukur stunting. Tahun ini sebanyak 1.609 posyandu mendapatkan alat tersebut.

”Tahun ini ada pengadaan alat ukur stunting sebanyak 1.497 unit. Sebelumnya sudah ada dropping bertahap. 24 dan 40 unit. Jadi tiap posyandu melalui Puskesmas nanti dapat semua,”ungkapnya.

Selain itu, dirinya menjelaskan bahwa
Per paket alat stunting itu nantiya harganya Rp 9 jutaan. Satu paket di antara berisi timbangan, alat ukur lingkar kepala dan lingkar lengan.

”Anggarannya kalau tahun ini satu paket Rp 9 jutaan. Total anggarannya Rp 14 miliar. Tahapannya terakhir sudah presentasi dari penyedia,” ungkapnya

Untuk mendeteksi stunting sejak dini dirinya membeberkan bahwa selain ditimbang menggunakan alat ukur standar, tetapi juga harus melibatkan dokter spesialis anak guna pemeriksaan lanjutan.

”Yang ramai itu kan prevalensi atau deteksi dini stunting. Padahal ada pemeriksaan lanjutan oleh dokter spesialis. Nanti dokter yang menyatakan bahwa anak ini stunting,” jelasnya.

Indikasi stunting, lanjut dia, salah satunya anak ini pendek. Misalnya, pada bayi laki-laki panjang normalnya 47 centimeter. Sementara saat diukur hanya 45 cm.

”Jika panjangnya tak normal ini ada warning (indikasi stunting). Nanti akan dikelompokkan. Kemudian dikawal dan diperiksa dokter. Tapi yang harus diingat, semua anak stunting ini pendek. Tapi pendek juga belum tentu stunting,” sambungnya.

Baca Juga: Ajukan 3 Tuntutan, Ratusan Kepala Desa Geruduk Kantor DPRD Pati.

Ketika disinggung mengenai penanganan Stunting, dirinya dengan tegas menjawab sebenarnya stunting merupakan persoalan nasib generasi bangsa kedepan. oleh karena itu stunting menjadi program prioritaskan Pemerintah.

”Jadi stunting ini jangka panjang dampaknya. Kalau anak dengan indikasi stunting tak tertangani (lebih dari usia 2 tahun) maka mengganggu perkembangan otak. Ketika dewasa berpotensi terkena serangan jantung dan penyakit tak menular lainnya,” pungkasnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *