146 Desa di Pati Terancam Kekeringan, BMKG Memprediksi Awal Desember Baru Turun Hujan

Jurnalindo.com, Pati – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi musim kemarau tahun 2023 ini sangat panjang diperkirakan akan turun hujan akhir bulan November, bahkan ada di wilayah tertentu awal Desember baru terjadi turun hujan. Hal itu disebabkan ada Elnino.

Tentunya dalam kejadian tersebut harus diantisipasi khususnya di daerah yang sering mengalami kekeringan Misalnya Wilayah Kabupaten Pati.

Menanggapi hal tersebut Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetyo menyebutkan daerah yang mengalami kekeringan saat ini sebanyak 146 Desa dari Dua Belas Kecamatan.

Baca Juga: Deklarasi Damai, IPSI Berkomitmen Jaga Kondusifitas Di Kabupaten Pati Jelang Pemilu.

Tetapi yang menjadi prioritas, Kata Martinus hanya 58 Desa dari Enam Kecamatan, pasalnya wilayah ini merupakan yang paling awal terdampak kekeringan. jika Dijelaskan musim kemarau tahun ini sampai bulan November tentunya sangat mengkhawatirkan.

“Menurut kajian risiko bencana ada 146 desa disebelas Kecamatan yang mengalami kekeringan, namun kalau Diprioritaskan ada 58 Desa enam kecamatan (Kecamatan Pucakwangi, Jakenan, Jaken, Gabus, Juwana, dan Batangan). itu lebih dulu yang mengalami kekeringan,”jelas Martinus belum lama ini.

Upaya yang dilakukan saat ini, Pihaknya mengungkapkan bahwa telah melakukan droping air bersih ke sejumlah desa yang memang terdampak kekeringan. Sebenarnya bantuan selain droping air bersih yang paling penting ialah membangun tandon air yang bersifat permanen.

“Seperti yang disampaikan Kades Sarimulyo Jakenan tadi bahwa droping air bersih harus dilakukan, tetapi yang dibutuhkan lagi yaitu tandon air permanen yang bisa dimanfaatkan masyarakat musim-musim seperti ini. sehingga bantuan air tidak rumah kerumah melainkan bisa langsung ke tandon itu,”ungkapnya.

Namun masih terkendala terkait anggaran, sehingga untuk memperoleh dukungan, pihaknya mengajak stakeholder dalam hal ini Dispermades agar di setiap Desa yang mengalami kekeringan dapat membuat Tandon sendiri yang dianggarkan dari APBdes.

“Misalnya di desa tersebut memang setiap tahun mengalami kekeringan coba pembuatan Tandon itu di prioritas kan dengan menggunakan Dana Desa,”ucapnya.

Baca Juga: Hut Ke- 700 Kabupaten Pati, PJ Bupati Sebut Memaksimalkan Potensi Yang Ada

Kendati demikian, Dirinya menjelaskan ketika sudah ada Tondon di setiap desa atau wilayah untuk menghadapi musim kemarau yang akan datang Tandon tersebut bisa digunakan sebagai penampung air.

“yang penting lagi membuat tandon air ketika hujan turun dapat menampung air itu yang kita edukasikan kepada masyarakat,”tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *