Saat Hujan Tiba, Penyakit leptospirosis Mengancam Ini Penyebabnya

Ketika memasuki musim hujan tiba banyak penyakit bermunculan salah satunya penyakit leptospirosis. Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan (Jurnalindo.com)
Ketika memasuki musim hujan tiba banyak penyakit bermunculan salah satunya penyakit leptospirosis. Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan (Jurnalindo.com)

Jurnalindo.com, – Ketika memasuki musim hujan tiba banyak penyakit bermunculan salah satunya penyakit leptospirosis. Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Joko Leksono Widodo Penyakit ini penularannya melalui urine yang terinfeksi.

Salah satu hewan yang tergolong sebagai perantara penyebaran penyakit ini adalah tikus. Dalam hal ini, pihaknya menghimbau kepada masyarakat terutama petani supaya lebih mewaspadai penyakit leptospirosis pada saat musim hujan.

Lanjut Joko, penyebaran leptospirosis akan lebih berbahaya jika terjadi banjir, karena banyak tikus yang keluar dari sarangnya

Diketahui, gejala leptospirosis mirip dengan penyakit flu, tetapi lebih berat dan disertai dengan bengkak di kaki dan tangan, serta kulit menjadi kuning. Jika tidak diobati dengan tepat, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan organ dalam, bahkan mengancam nyawa.

“Biasanya kalau sudah ada banjir itu seperti kita ketahui kan menggenangi sawah, otomatis rumah-rumah tikus yang ada di sawah, rong-rong itu kan ada semacam kencing tikusnya. Itu biasanya dihinggapi yang disebut oleh leptospirosis,” ungkapnya belum lama ini.

Dikatakan, Kabupaten Pati masuk dalam kategori endemis terhadap penyakit leptospirosis. Hal ini karena setiap tahun kasusnya selalu ada, meskipun belum ada kasus kematian yang dilaporkan.

Oleh karena itu, pihaknya selalu meminta Puskesmas melakukan penyemprotan desinfektan ke rumah-rumah warga usai tergenang banjir.

“Artinya itu akan memberantas virus yang ditularkan lewat kencing tikus. Karena tikus ini kan tidak hanya di sawah, di rumah-rumah juga ada dan membahayakan,” ungkapnya.

Apalagi, katanya, tikus yang berada di rumah biasanya ukurannya lebih besar ketimbang yang ada di sawah. Menurutnya itu sama-sama berbahaya, sehingga harus diantisipasi.

Pihaknya pun mengimbau masyarakat, khususnya para petani ketika pulang dari sawah langsung mandi dan memakai sabun. Dengan begitu, bakteri ataupun virus yang ada di kulit dapat dihilangkan.

“Namun efektifnya petani kalau ke sawah harus pakai sepatu boot, tapi tidak mungkin, akan kesulitan. Yang terpenting selalu makan makanan yang bergizi sehingga daya tahan tubuh terjaga,”pungkas dia. (Juri/Jurnal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *