Opini  

Tradisi Bodho Puli di Desa Getassrabi Kudus

Jurnalindo.com, Secara umum, Bodo Puli dijadikan sebagai simbol bagi masyarakat Jawa untuk selalu mengingat Sang Pencipta yang Maha Pengampun (dilambangkan dengan Apem) dan permohonan maaf kita (dilambangkan dengan Puli) atas segala dosa yang telah kita lakukan, dengan setiap orang mengakui bahwa dirinya salah dan meminta.

untuk pengampunan Puli adalah sejenis permen yang terbuat dari beras sebagai bahan baku dasarnya, yang telah diolah dengan berbagai bumbu dengan cara tersebut. Puli berasal dari kata Arab Affuwwu lii, yang artinya “memaafkan”. Puli sendiri berarti berkumpul “No Sing Lali” yang berarti mengumpulkan orang- orang yang saling melupakan karena kesibukannya untuk bertemu, berkumpul dan mengenang satu sama lain.

Tradisi Bodo Puli merupakan tradisi budaya yang masih dipraktikkan oleh masyarakat Desa Getassrabi. Tradisi budaya ini dilakukan tepat pada bulan Ruwah (penanggalan Jawa) atau malam Nisfu Sya’ban (penanggalan Hijriah).

Baca Juga: Budaya Barikan Apem , Tradisi turun-temurun di Jepara yang Bertujuan saling memaafkan satu sama lain

Masyarakat desa Getassrabi terus melestarikan dan menjaga tradisi Bodho Puli sebagai warisan nenek moyang mereka. Adanya tradisi Bodho Puli yang dilakukan oleh masyarakat Desa Getassrabi merupakan salah satu cara untuk menghapuskan dosa-dosa menjelang awal bulan suci Ramadhan dan juga sebagai cara untuk menjalin interaksi dan komunikasi antar individu sekaligus dan

selanjutnya berkumpul. tempat yang sama. Interaksi sosial ini sehingga menciptakan solidaritas dalam masyarakat.

Tradisi ini dapat mempererat tali silahturahmi masyarakat sehingga tetap rukun dan langgeng. filosofi puli ketan adalah untuk ngeraketake persaudaraan dan ngumpuli kahanan sing sekirane iso bagusi. ada serangrangkaian acara dalam tradisi ini yaitu membacakan doa seperti surat yasin sebanyak tiga kali dan membacakan doa nisfu-sya’ban.

dalam prosesi sembah yang tradisi bodho puli, disakralkan mengirimkan doa kepada leluhur dan ahli kubur. Adapun prosesi ngenduri yang dilakukan oleh masyarakat dengan membawa makanan atau jajanan pasar. Makanan Puli hanya sebagai ciri khas dalam pelaksanaan ngenduri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *