Oase  

Mengapa Turunya Malam Lailatul Qadar Dihasiakan?

jurnalindo.com – Selain malam Nuzulul Lur’an, lailatul Qadar adalah salah satu momen penting yang terjadi pada bulan Ramadhan. Untuk menjumpainya, banyak umat muslim yang giat mendirikan shalat malam terutama pada sepuluh malam terahir Ramadhan sesuai perintah Rasulullah, Beliau bersabda:

تحروا ليلة  القدر في الوتر من العشر الأواخر من رمضان

“Carilah malam Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan.”

Jadi tidak heran jika pada sepuluh malam terahir umat muslim berbondong-bondong memperbanyak menghidupkan malam dengan shalat, dzikir, membaca Al-Qur’an dan lainya. Pada riwayat lain mengatakan jika Lailatul Qadar dapat dijumpai pada sepuluh malam ganjil terahir Ramadhan.

هي في شهر رمضان في العشر الأواخر, ليلة إحدي وعشرين, أو ثلاث وعشرين, أو خمس وعشرين, أو سبع وعشرين, أو تسع وعشرين, أو آخر ليلة من رمضان, من قامها إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر

“Lailatul Qadar berada di bulan Ramadhan pada sepuluh hari terakhirnya, yaitu malam kedua puluh satu, atau kedua puluh tiga, atau kedua puluh lima, atau kedua puluh tujuh, atau kedua puluh sembilan, atau di akhir malam Ramadhan. Barangsiapa shalat malam karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lampau dan dosa yang kemudian.” (HR. Imam Ahmad)

Lalu mengapa proses turunnya malam Lailatul Qadar dirahasiakan?
Malam Lailatul Qadar memang dirahasiakan agar umat muslim tetap melakukan ibadah pada setiap malamnya dengan tujuan mendapat Lailatul Qadar. Jika malam Lailatul Qadar dijelaskan detail kapan turunya niscaya umat muslim hanya akan rajin beribadah pada hanya pada malam itu saja seperti halnya Nuzulul Qur’an atau lainya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *