News  

Cari tahu yuk, Sama-sama bikin kurus, apa bedanya bedah bariatrik dan sedot lemak?

Jurnalindo.com, Jakarta, 11/11- Berat badan berlebih dapat memicu risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, sehingga penting untuk menjaga berat badan ideal.

Selain menurunkan berat badan dengan berolahraga dan mengatur pola makan, prosedur medis seperti operasi bariatrik dan operasi plastik seperti sedot lemak adalah pilihan untuk memperbaiki penampilan Anda.

Apa perbedaan antara operasi obesitas dan sedot lemak?

Menurut dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif RS Pondok Indah – Pondok Indah Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp. B, SubSp. BDig, bedah kosmetik seperti sedot lemak dan bedah bariatrik sangat berbeda.

Bedah kosmetik hanya memperbaiki penampilan luar dan tidak memperbaiki kondisi klinis.

“Bedah kosmetik tujuan membentuk tubuh, tapi kami tidak menuju ke sana walau bentuk tubuh pasti akan lebih baik, kami lebih ke menurunkan berat badan dan menurunkan faktor lain seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol,” kata Peter dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Bedah bariatrik mengatasi akar penyebab masalah dengan merawat pasien obesitas Baca Juga: Secara mengejutkan Alvaro Bautista mencatakan Waktu tercepat di WSBK Mandalikadan penyakit terkaitnya.

Operasi bariatrik bekerja dengan memodifikasi sistem pencernaan pasien agar makanan tidak melewati duodenum (bypass) atau lebih cepat (gastric bypass).

Proses ini menyebabkan peningkatan hormon GLP-1, yang meningkatkan metabolisme gula oleh insulin. Kemudian dapat membantu menghilangkan rasa lapar pasien, mengatur profil hormon pasien agar bekerja lebih efektif, hingga membantu mengurangi kalori yang diserap tubuh.

Prosedur medis ini dilakukan oleh penyanyi Millie Goslaw, yang selama dua dekade telah mencoba menurunkan berat badan dengan berbagai cara, tetapi belum menemukan cara yang berhasil. 

“Sejak tahun 2000 saya sudah mencoba berbagai macam metode untuk menurunkan berat badan, mulai dari diet sehat dengan olahraga, konsumsi obat minum sampai suntikan, bahkan bedah kosmetik untuk mengecilkan beberapa area tubuh,” kata Melly.

Baca Juga: Dianggap penting, Kemendikbud Ristek: FFI komponen penting dalam ekosistem perfilman

Kini, setelah hampir empat bulan pascaoperasi, Melly tampil berbeda dengan berat badan 64 kilogram. Dia pun memilih asupan makanan dan minuman sehat dan mengadopsi gaya hidup lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Peter menegaskan bedah bariatrik hanyalah alat untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan tubuh, hasil akhirnya tetap bergantung kepada komitmen pasien untuk tetap hidup sehat.

“Ini bukan one stop solution, setelah bedah bariatrik tidak bisa hanya santai-santai dan ngemil saja di depan TV,” kata dia.

Chief Executive Officer (CEO) RS Pondok Indah Group dr. Yanwar Hadiyanto, MARS berharap bedah bariatrik ini dapat menjadi layanan kesehatan terdepan yang dapat meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup para pasien.

“Kami akan terus berkomitmen untuk menghadirkan layanan kesehatan yang mengutamakan kebutuhan pasien kami di masa mendatang,” tutup dr. Yanwar. (slmn/Antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *