Hindia Sukses Menggelar Konser Bertajuk Malaikat Berputar di Langit Jakarta dengan Konsep Analog Horor

Jurnalindo.com, Jakarta – Musisi Baskara Putra atau Hindia sukses menggelar konser Sabtu (30/9).

Hindia menghadirkan konser solo spesial di Jakarta bertajuk “Malaikat Berputar di Langit Jakarta” dengan berbagai hal unik, mulai dari ide yang tidak biasa hingga kolaborasi dengan beberapa musisi tanah air.

Ditemui dalam jumpa pers jelang konser, Sabtu (30/9) di Jakarta, Hindia mengatakan konsep eklektik konser solonya di Jakarta adalah analogi horor.

“Konsep atau materi fiksi yang paling sering saya konsumsi di internet itu namanya analog horor. Jadi, kayak horor di YouTube atau komik yang tidak menjelaskan, ‘kenapa begini?’ Atau ‘kenapa begitu?’” kata Hindia.

Dalam konser solonya di Jakarta, Indies menyuguhkan beberapa instalasi seni serta penampilan panggung bertema horor dan abstrak yang menggambarkan berbagai hal. Mulai dari seni instalasi yang mengungkapkan kegelisahan, ketakutan, kesedihan dan lain-lain.

Sebelum memasuki area konser, penonton akan disambut dengan pertunjukan teatrikal berupa manipulasi tubuh sesuai syariat Islam dengan memasukkan simbol-simbol tertentu ke dalam ruang tunggu.

Di sisi kiri panggung aksi terdapat beberapa batu nisan dan peti mati dengan tulisan “Buanglah mimpi yang gagal kamu nikmatin di sini!” dan penonton diperbolehkan menuliskan kegagalan versi impiannya.

Indies juga menghadirkan kejutan menyenangkan bagi para penontonnya ketika mereka menampilkan musiknya di atas panggung tadi malam dengan penampilan teatrikal bidadari jatuh ke bumi, monolog dan sejenisnya sendirian.

Selain karena ide acaranya yang dianggap “Out of The Box”, Hindia juga memperkenalkan dress code khusus bagi penonton yang menghadiri konser “Malaikat Berputar di Langit Jakarta”. Penonton diberikan tiga pilihan warna pakaian sesuai dengan tes spektrum kepribadian yang dapat diuji melalui situs resminya.

Tiga warna yang bisa digunakan masyarakat adalah hitam, putih, dan merah. Selain itu, penonton juga harus membawa ikat kepala berwarna putih atau hitam untuk melengkapi pertunjukan.

Meski terkesan aneh, aturan ini diperkenalkan untuk memperkuat konsep horor dan abstraksi yang dibawa oleh orang India. Penutup mata yang diminta kelompok tersebut sebelumnya berguna untuk menutupi mata mereka saat Hindia membawakan lagu “Matahari Tenggelam”.

Saat menyanyikan lagu tersebut, Hindia mengajak seluruh penonton, termasuk dirinya dan band pengiringnya, untuk mengenakan penutup mata. Tidak ada penjelasan spesifik mengenai alasan penutupan mata tersebut, namun muncul pesan peringatan di layar konser yang mengajak penonton untuk menutup mata secara massal.

“Peringatan darurat kehadiran bayangan. Penonton dimohon untuk mengenakan penutup mata yang sudah dibawa masing-masing,” ujarnya.

“Blue Valley”, apa arti dunia bagi masyarakat India

Menariknya, Hindia menyebut “dunia” tempat ia menggelar konser solonya di Jakarta sebagai “Blue Valley”, tepatnya dunia fiksi di mana ia bisa membuat aturannya sendiri, apa pun bentuknya. “Lembah Hijau” artinya perasaan yang kami rasakan ketika kami takut akan terjadi sesuatu, namun kami merasa lega karena ini akan menjadi yang terakhir kalinya,” kata Hindia.

Di “Green Valley”, Hindia menciptakan banyak aturan unik yang menggambarkan semua emosi di sana. Dari pintu masuk penonton mulai dari ruang tunggu hingga ruang konser, Hindia ingin mengajak penonton menjelajahi dunia fiksinya yaitu “Blue Valley”.

Selain dunia ide dan fiksi, Hindia juga membuat kejutan tersendiri dengan menggandeng beberapa musisi Tanah Air, antara lain grup musik Lomba Ajaib, solois Idgitaf, Kamga, Teddy Adhitya dan lain-lain.

Hindia menyanyikan banyak lagu. Ia juga menyanyikan lagu favoritnya bersama Teddy Adhitya di lagu “Jangan Jadi Pahlawan” dan “Kita Ke Sana”. Di penghujung kolaborasi ini, ia bersama rekan-rekan musisinya menyanyikan lagu “Cincin” di atas panggung sebelum lagu penutup konser solonya dinyanyikan.

Hindia dan grupnya menghibur penonton dengan penampilan luar biasa mereka di atas panggung. Konser “Malaikat Berputar di Langit Jakarta” menjadi perhentian terakhirnya untuk mempromosikan album terbarunya yang bertajuk “Lagipula Hidup Akan Berakhir”.

 

Penulis: Ambar S
Sumber: Antara.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *