Tahun Kelinci Air, Ini Koleksi Cantik Berhias Bordir

 

Jurnalindo.com – Jakarta, 12/12 – Apakah Anda sudah memiliki koleksi pakaian untuk merayakan Imlek mendatang? Merek fesyen Sissae menawarkan koleksi gaun cantik untuk Tahun Baru Imlek berjudul “The Tale of Nü Wa” yang dihiasi bordir berkualitas tinggi.

 

Salah satu pendiri Sissae, Veronica Willy, menjelaskan bahwa koleksinya, The Tale of Nü Wa, merayakan kekayaan budaya yang berakar pada komunitas Tionghoa Indonesia.

 

Nu Wa adalah dewi dalam mitologi Tiongkok yang memberi kehidupan dan harapan. Koleksinya terdiri dari qipao, juga dikenal sebagai cheongsam, pakaian tradisional wanita Tionghoa yang dibuat dalam versi modern dengan siluet longgar ala Manchu.

“Nu Wa adalah dewi di mitologi China yang mencerminkan kehidupan dan harapan. Chinese New Year identik dengan harapan baru, semoga kehidupan baru lebih baik,” kata Veronica di butik Sissae, Senayan, Jakarta, Selasa.

Ada total 40 koleksi baru pakaian wanita, beberapa di antaranya memiliki versi untuk anak perempuan kembar, dihiasi sulaman tangan berkualitas tinggi dalam nuansa bunga yang indah.

 Baca Juga: Ini harapan ayu ting ting di tahun baru 2023

Gamut warna The Tale of Nü Wa didominasi oleh tangerine, maroon, pink dan sage green yang dipadukan dengan warna pastel yang kontras dengan sulaman yang anggun.

“Selain koleksi full bordir yang formal, kami juga punya busana kasual berbahan knit namun tetap bernuansa oriental untuk orang yang ingin merayakan secara kasual di rumah,” jelas Veronica.

Sissae telah memasuki dunia mode Indonesia sejak tahun 2011 dan pada koleksi ini kembali menghadirkan teknik sulaman tangan yang halus sehingga menghasilkan koleksi yang premium.

 

Sebuah gaun dibuat oleh seorang embroiderer, yang membutuhkan waktu sekitar 3-4 hari untuk membuat desain dengan bordir yang padat dan 8-10 warna benang.

 

Namun, proses sebenarnya memakan waktu lebih lama. Semua koleksi dimulai dengan ide-ide yang berlangsung berbulan-bulan sebelum Tahun Baru Imlek. Diperlukan waktu sekitar 9-10 bulan untuk mendesain sketsa dan kemudian menerapkannya pada kain bermotif.

Sketsa yang dibuat selama beberapa bulan kemudian disusun dan diletakkan di atas kain, dimodifikasi lagi bila perlu agar hasilnya lebih baik. Setelah hasil sketsa diimplementasikan dalam bentuk bordir, seringkali dilakukan sedikit modifikasi di sana-sini hingga hasil akhir tercipta dan produk siap dijual.

 

Setiap sulaman dibuat oleh pengrajin, sehingga produknya tidak terlalu laku. Untuk sulaman yang rumit, satu model terdiri dari hingga 40 potong. Sedangkan untuk garmen dengan bordiran sederhana bisa dibuat hingga 120 potong.

“Material yang kami gunakan pada koleksi ini beragam, mulai dari kain sutra organza, linen, satin hingga katun. Aksen seperti fringe dan pleats makin membuat koleksi ini fun tetapi tetap oriental dan anggun layaknya seorang goddess,” kata Veronica.

Koleksi ini mencakup model pakaian yang lebih tradisional hingga modern, mulai dari pakaian dengan sulaman mengisi kain, hingga kemeja putih sederhana dengan hiasan bordir di bagian tangan, hingga kombinasi atasan rajut dan celana baggy berhiaskan bordir yang lebih kasual dan nyaman. merayakan. hari spesial.

 Baca Juga: Siapkan yuk liburan tahun baru dengan berwisata

Veronica menambahkan, koleksi brand tersebut dibuat dengan gaya yang mendukung sustainability, di mana setiap pakaian lebih “timeless” dan dapat dikenakan dalam berbagai kesempatan, bahkan diturunkan dari generasi ke generasi.

 

Sissae digagas oleh tiga kakak beradik yang memiliki passion di bidang fashion. Merek ini kini telah dipasarkan di Singapura dan melayani pelanggan dari Malaysia, Amerika Serikat, Australia, Dubai, dan Inggris melalui penjualan melalui situs resminya. Jennifer Lopez adalah salah satu karakter yang mengenakan gaun ini.(jurnalindo/salman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *