Serial “Gadis Kretek”: Perbedaan Menarik antara Netflix dan Novel

Serial Netflix Original Indonesia, "Gadis Kretek," berhasil mencuri perhatian penonton dengan pendekatan cerita yang unik dan permainan karakter yang (Sumber foto : Sejuk)
Serial Netflix Original Indonesia, "Gadis Kretek," berhasil mencuri perhatian penonton dengan pendekatan cerita yang unik dan permainan karakter yang (Sumber foto : Sejuk)

Jurnalindo.com, – Serial Netflix Original Indonesia, “Gadis Kretek,” berhasil mencuri perhatian penonton dengan pendekatan cerita yang unik dan permainan karakter yang menarik. Namun, ada perbedaan mencolok antara versi serial dan novel aslinya yang patut diperhatikan.

1. Djeng Yah: Wajah dan Sifat yang Berbeda

Sosok Dasiyah, yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo, dalam serial “Gadis Kretek” memiliki tampilan yang lebih introvert dan seringkali terlihat muram. Berbeda dengan versi novel yang menggambarkan Dasiyah sebagai gadis yang ceria, lincah, dan optimis. Perbedaan ini, termasuk dalam bentuk wajah dan sifat karakter, menciptakan nuansa yang berbeda dalam memahami peran utama.

2. Pertemuan Soeraja dan Djeng Yah

Pertemuan antara Soeraja dan Djeng Yah juga mengalami perubahan signifikan. Dalam versi serial, keduanya bertemu di pasar saat Soeraja dalam keadaan terluka dan dikejar-kejar. Sementara dalam novel, pertemuan mereka terjadi di pasar ketika Soeraja menjadi kuli panggul. Perbedaan ini memberikan nuansa yang berbeda dalam dinamika hubungan karakter utama.

3. Rokok “Kretek Gadis”

Lahirnya rokok “Kretek Gadis” juga mengalami perubahan dalam interpretasi visual serial. Di serial, proses penciptaan rokok melibatkan peran Soeraja yang mencari dan menemukan daun tembakau terbaik. Sedangkan dalam novel, Dasiyah sendiri yang mempopulerkan Kretek Gadis sebelum bertemu Soeraja. Perbedaan ini menciptakan lapisan kisah yang berbeda.

4. Soeraja sebagai Pembuat Kretek Palu Arit

Kisah perjalanan Soeraja dalam membangun usaha kretek Palu Arit juga mengalami modifikasi. Dalam serial, Soeraja diusir dari kediaman dan pabrik kretek Merdeka oleh Idroes Moeria. Sementara dalam novel, Soeraja membangun usaha sendiri untuk membuktikan diri kepada Idroes dan Dasiyah. Perubahan ini memberikan dimensi karakter yang berbeda.

5. Nasib Idroes Moeria

Nasib Idroes Moeria, ayah Dasiyah, juga menjadi poin perbedaan. Dalam serial, Idroes Moeria ditangkap dan dianiaya hingga meninggal dunia pada tahun 1966. Namun, dalam novel, keduanya dibebaskan karena ada salah seorang anggota tentara yang mengenalinya bukan sebagai anggota PKI. Perubahan ini memberikan nuansa tragedi yang lebih intens dalam versi serial.

Perbedaan-perbedaan ini tentu memiliki alasan tertentu, mungkin untuk mengakomodasi perfilman dan mempertimbangkan keberlanjutan cerita dalam format serial. Meskipun demikian, “Gadis Kretek” tetap menjadi tontonan menarik dengan dinamika cerita dan permainan karakter yang unik. (Kompasiana/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *