Kisah Tragis Gadis Kretek. Cinta, Penyesalan, dan Kehidupan

Serial "Gadis Kretek" yang diperankan oleh Dian Sastro telah menjadi sensasi di dunia hiburan sejak hari pertama penayangannya di Netflix. Serial (Sumber foto : Tempo)
Serial "Gadis Kretek" yang diperankan oleh Dian Sastro telah menjadi sensasi di dunia hiburan sejak hari pertama penayangannya di Netflix. Serial (Sumber foto : Tempo)

Jurnalindo.com, – Serial “Gadis Kretek” telah mengguncang penonton dengan kisahnya yang penuh emosi, tragis, dan memikat. Diadaptasi dari novel karya Ratih Kumala yang berjudul sama, serial ini berhasil menarik perhatian lebih dari satu juta penonton. Sebelum rilis, para penggemar sudah dihebohkan oleh pemain utamanya, Dian Sastrowardoyo yang memerankan Dasiyah alias Jeng Yah, dan Ario Bayu sebagai Soeraja.

Dalam serial ini, kita dibawa ke tahun 1960-1975 dan tahun 2001, mengikuti kehidupan Dasiyah, putri pemilik perusahaan kretek terkemuka, Kretek Merdeka. Dasiyah terlibat dalam hubungan cinta dengan Soeraja, yatim piatu yang akhirnya menjadi kunci kesuksesan perusahaan kretek tersebut.

Kisah tragis dimulai ketika Dasiyah dan Soeraja, meskipun saling mencintai, harus berhadapan dengan tantangan besar. Persaingan bisnis antara Kretek Merdeka dan perusahaan kretek saingan, Proklamasi, menciptakan ketegangan yang akhirnya merenggut nyawa Idroes Moeria, ayah Dasiyah.

Begitu banyak elemen yang membuat serial ini memikat, mulai dari latar belakang historis, hubungan cinta yang rumit, hingga konflik bisnis yang merenggut kebahagiaan keluarga. Para penonton disuguhkan dengan gambaran masa lalu dan masa kini yang terjalin dengan apik.

Serial ini menghadirkan pemeran-pemeran ternama seperti Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Tissa Biani, Arya Saloka, Putri Marino, Winky Wiryawan, Ibnu Jamil, hingga Verdi Solaiman. Kehadiran Arya Saloka sebagai Lebas bahkan menjadi sorotan, dianggap sebagai obat rindu bagi para penggemar Ikatan Cinta yang belum move on dari karakter Aldebaran.

Dengan durasi hampir enam jam dalam lima episode, “Gadis Kretek” menyajikan cerita secara urut dan mendalam. Narasi dituturkan melalui empat narator berbeda, yaitu Dian Sastro, Ario Bayu, Pritt Timothy, dan Nungki Kusumastuti, memberikan dimensi yang kaya pada cerita.

Cerita cinta antara Dasiyah dan Soeraja tidak hanya memilukan karena restu orang tua atau kehadiran orang ketiga, tetapi juga karena persaingan bisnis yang mematikan. Kesedihan tergambar dalam penyesalan yang terlambat dari Soeraja dan hidup yang menyakitkan bagi Dasiyah.

Latar waktu yang berganti antara tahun 1960-1975 dan tahun 2001 memberikan kedalaman pada cerita. Penggabungan latar waktu yang terasa sangat nyata, dari desain rumah, alat komunikasi, hingga kamera, memperkaya pengalaman penonton.

Keempat pemeran utama, Dian Sastro, Ario Bayu, Pritt Timothy, dan Nungki Kusumastuti, menyampaikan cerita dengan penuh emosi. Kisah tragis ini menampilkan penyesalan yang terlambat dari Soeraja dan kehidupan yang menyakitkan bagi Dasiyah.

Meski cinta Dasiyah dan Soeraja berakhir tragis, penonton ditinggalkan dengan pertanyaan apakah Lebas dan Arum, anak-anak mereka, akan melanjutkan kisah cinta yang terputus. Kedekatan keduanya di episode terakhir menimbulkan rasa penasaran yang mendalam.

“Gadis Kretek” bukan hanya sekadar cerita cinta biasa. Serial ini memperlihatkan bahwa kehidupan penuh liku-liku dan tragedi, bahkan melebihi drama percintaan populer lainnya. (Kompasiana/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *