Mengenang Peristiwa 1965 Melalui Film Gadis Kretek

Apakah Anda pernah menonton film "Gadis Kretek"? Film ini, yang diadaptasi dari novel karya Ratih Kumala dengan judul yang sama, bukan hanya sebuah (Sumber foto : Liputan6)
Apakah Anda pernah menonton film "Gadis Kretek"? Film ini, yang diadaptasi dari novel karya Ratih Kumala dengan judul yang sama, bukan hanya sebuah (Sumber foto : Liputan6)

Jurnalindo.com, – Apakah Anda pernah menonton film “Gadis Kretek”? Film ini, yang diadaptasi dari novel karya Ratih Kumala dengan judul yang sama, bukan hanya sebuah kisah romantis tentang cinta dan keluarga, tetapi juga menghadirkan latar belakang peristiwa 1965 di Indonesia.

Peristiwa 1965 adalah pembunuhan massal yang terjadi sebagai konsekuensi dari peristiwa G30S. Pada malam 30 September hingga 1 Oktober 1965, tujuh perwira TNI AD diculik dan dibunuh oleh pasukan Cakrabirawa yang dipimpin oleh Letkol Untung. Mayat mereka ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur, menyulut kemarahan dan tuduhan terhadap PKI sebagai dalangnya.

Dalam film “Gadis Kretek,” peristiwa 1965 digambarkan dengan latar belakang tahun 1960-an. Partai Merah, yang bergerak melalui siaran radio, terlibat dalam produksi kretek Merah dan menjalin kerjasama bisnis dengan Soeraja. Namun, tiba-tiba, Partai Merah menghilang, dan kretek Merah yang diproduksinya disebar secara acak, termasuk kepada Soeraja dan keluarga Idroes.

Radio memberitakan pembantaian enam jenderal dan satu perwira, yang menyebabkan ketegangan di masyarakat. Hal ini berdampak pada penangkapan keluarga Idroes yang diduga terlibat dengan Partai Merah karena memiliki kretek Merah. Pasar sepi, kepanikan melanda, dan kehidupan berubah secara drastis.

Film ini memberikan gambaran yang mengharukan tentang peristiwa-peristiwa tersebut. Segala sesuatu yang berwarna merah dianggap terkait dengan PKI dan menjadi sasaran pengejaran dan pembantaian oleh tentara dan milisi sipil yang antikomunis.

Peristiwa pembunuhan massal 1965, yang dimulai setelah peristiwa G30S, melibatkan pembunuhan jutaan orang yang diduga terkait dengan PKI. Meskipun isu kudeta dari PKI terhadap Soekarno tidak pernah terbukti, Soeharto, yang saat itu menjadi Panglima Kostrad, menuduh PKI sebagai otak di balik G30S.

Soeharto dan kelompoknya memutuskan untuk membersihkan anggota dan simpatisan PKI di seluruh Indonesia. Pembantaian massal ini terjadi dari Oktober 1965 hingga Maret 1966 dan melibatkan tentara Indonesia dan milisi sipil yang antikomunis di bawah komando Soeharto.

Film “Gadis Kretek” memberikan gambaran yang menggugah dan menyentuh tentang peristiwa 1965, sebuah cara untuk mengingat dan menghormati sejarah kelam yang pernah terjadi di Indonesia. Menonton film ini adalah langkah untuk belajar dari masa lalu dan menghargai keberagaman yang ada di Indonesia. Sebuah pengingat bahwa sejarah, meski pahit, harus diingat agar tidak terulang di masa depan. (Intisari/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *