Kisah di Balik Layar Serial Hit, “Gadis Kretek”: Dari Novel ke Layar Kaca

Serial "Gadis Kretek" telah berhasil mencuri hati banyak penonton, menjadi tontonan favorit, dan menjadi pembicaraan hangat. Namun, (Sumber foto : KIncir.com)
Serial "Gadis Kretek" telah berhasil mencuri hati banyak penonton, menjadi tontonan favorit, dan menjadi pembicaraan hangat. Namun, (Sumber foto : KIncir.com)

Jurnalindo.com, – Serial “Gadis Kretek” telah berhasil mencuri hati banyak penonton, menjadi tontonan favorit, dan menjadi pembicaraan hangat. Namun, tahukah Anda bahwa cerita yang menginspirasi serial ini bermula dari sebuah novel berjudul “Gadis Kretek” karya Ratih Kumala? Berikut adalah kisah di balik layar dan proses kreatif yang melibatkan penulis dan para pemain dalam membawa cerita ini ke layar kaca.

Inspirasi dari Sejarah dan Kehidupan Nyata

Ratih Kumala, penulis novel “Gadis Kretek,” mengungkapkan bahwa ide cerita ini berasal dari kecintaannya terhadap sejarah dan pengalaman pribadinya yang dekat dengan industri kretek. Keluarga Ratih adalah pemilik perusahaan kretek lokal di Muntilan, Jawa Tengah, yang beroperasi di masa lalu. Meski usaha kretek keluarganya sudah tidak berjalan, Ratih sering mendengar cerita-cerita perusahaan kretek dari anggota keluarganya.

Masa kecil Ratih di Muntilan memberikan pengalaman berharga yang menjadi inspirasi dalam menciptakan kisah “Gadis Kretek.” Sebagai informasi, Muntilan adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang.

Fiksi yang Terinspirasi dari Kehidupan

“Gadis Kretek” adalah cerita fiksi yang memiliki akar kuat dalam realitas sejarah dan kehidupan sehari-hari. Ratih Kumala menegaskan bahwa karakter-karakter dalam cerita ini, seperti Jeng Yah (Dian Sastrowardoyo), adalah hasil kreasi imajinatifnya. Ia menggabungkan kecintaannya pada sejarah dan pengetahuan tentang industri kretek ke dalam cerita yang dia ciptakan.

“Kisah Gadis Kretek itu fiksi aku ngarang-ngarang. Aku suka sama sejarah, aku masukin ke dalamnya. Aku akrab sama industri kretek itu yang aku pinjam,” ungkap Ratih Kumala.

Proses Penciptaan Karakter

Proses awal menciptakan karakter Soeraja menjadi salah satu cerita menarik dari kisah di balik layar “Gadis Kretek.” Ratih Kumala awalnya hanya ingin karakter utama dalam novelnya bernama Raya. Namun, melalui pertimbangan ejaan lama, karakter tersebut menjadi Raja. Agar terasa lebih klasik dan kental dengan nuansa Indonesia, Ratih menambahkan kata “Soe” di depannya.

Dengan sederhana, karakter Soeraja pun tercipta. Selanjutnya, Ratih sengaja menciptakan Soeraja sebagai sosok laki-laki yang merintis kariernya dari nol hingga mencapai kesuksesan, meski dengan cara licik. Pilihan ini menambah dimensi menarik pada cerita.

Pemilihan Pemeran

Proses pemilihan pemeran dalam serial “Gadis Kretek” dilakukan dengan cermat. Menurut Ratih Kumala, Dian Sastrowardoyo, yang memerankan Jeng Yah, sangat menguasai skenario dan menunjukkan keterlibatan yang tinggi. Pemilihan pemeran dilakukan dengan mempertimbangkan kecocokan dengan karakter yang sudah dibuat dalam “Gadis Kretek.”

Ratih juga memberikan apresiasi pada Arya Saloka, yang berhasil melepas image karakter Aldebaran di sinetron “Ikatan Cinta” dan sukses membawakan karakter Lebas dalam “Gadis Kretek.” Menurut Ratih, para pemain berhasil menundukkan karakter sebelumnya dan memberikan warna baru pada karakter yang mereka perankan.

Melalui kisah di balik layar ini, dapat kita lihat betapa perpaduan antara kreativitas penulis dan dedikasi para pemain membawa cerita dari novel ke layar kaca dengan begitu apik dalam serial “Gadis Kretek.” (Wartakotalive/Nada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *