Benarkah, Festival film berperan dalam literasi. simak penjelasanya

Jurnalindo.com, – Direktur Film, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI Ahmed Mahendra mengatakan, keberadaan festival film berperan dalam literasi dan apresiasi sinema dalam ekosistem perdana.

Festival film memiliki peran penting dalam ekosistem film yang meliputi penciptaan, produksi, distribusi, literasi, apresiasi, pendidikan film, dan pengarsi pan.

“Setiap orang punya website masing-masing, dan festival film merasakan apresiasi dan literasi,” ujar Mahendra dalam konferensi persdaring, Kamis.

Baca Juga: Randy Pangalila pamer kemampuan bela diri di film Sri Asih

Ia menambahkan, “Kontribusinya jelas sangat penting, Karena suasana budaya tontonan, literasi, apresiasi, dan membangun keragaman dapat (dibentuk) melalui festival film.”

Lebih lanjut, Mahendra mengatakan festival film harus terus diberikan dukungan. Pada saat pandemi, misalnya, banyak festival film yang hadir dengan berbagai penyesuaian.

“Saya berpikir isu film tidak boleh turun, walaupun saat pandemi COVID-19. Siapa pun yang minta bantuan harus dibantu tanpa syarat. Itu yang terjadi. Kehadiran (festival film) di beberapa kota melalui ruang lain hingga online, itu harus dijaga,” kata Mahendra.

“Kalau sudah seperti ini, justru COVID memberikan pembelajaran, bukan semakin turun, namun semakin kuat karena ada yang namanya (festival film) hibrida, yang membuat penontonnya lebih luas lagi. Posisi festival semakin diuntungkan untuk bisa memanfaatkan jaringannya,” imbuhnya.

Baca Juga: Marsha Aruan Bintangi film Ratu Dansa, saksikan keseruanya

Sependapat, sineas sekaligus Direktur Festival Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2022 Ifa Isfansyah mengatakan festival film bisa dibilang merupakan fondasi dari budaya sinema dan menonton masyarakat.

“Saat ini pun walaupun pandemi belum selesai, justru impact yang kita dapat itu impact positif, karena yang paling penting adalah bagaimana kita bertahan menjalankan program-program yang menjaga budaya sinema dan menonton. Itu yang paling ingin kita jaga dan tidak hilang,” kata Ifa.

Sutradara Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2011 itu menambahkan, kehadiran festival film bukan sekadar untuk merayakan sinema, namun juga untuk menikmati seni dalam perayaan itu sendiri.

“Di festival, kita tidak bisa menonton semuanya, dan itu adalah seninya. Bagaimana kita bisa memilih film sesuai selera dan film yang beragam. Harapannya bisa menjadi jendela sinema dari yang pembuat film yang emerging sampai established,” ujar Ifa.

(Nada/Ara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *