Waspadai benjolan dan periksa payudara secara rutin

jurnalindo.com – Jakarta, 13/10 – Ahli bedah onkologi dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa wanita yang rutin memeriksakan payudaranya setiap bulan untuk deteksi dini kanker harus lebih waspada ketika menemukan benjolan dengan karakteristik tertentu.

 

kata dr. Sonar Soni Panigoro, SpB(K) Onk, M.Epid, kepada, Kamis, menjelaskan benjolan mana yang harus diwaspadai.

 

Dia mencontohkan permukaan dengan batas yang jelas seperti menyentuh kelereng, sedangkan benjolan dengan batas yang kabur memiliki permukaan yang kasar seperti menyentuh rambutan.

 Baca Juga: Apakah benar Melepas bra saat tidur untuk menjaga kesehatan payudara ?

Wanita juga diminta untuk mewaspadai jika ada cairan yang keluar dari puting susu dan benjolan di tempat lain seperti ketiak.

 

“Bahkan (kalau teraba) berarti lebih dari 1-2 cm karena tangan kita tidak sensitif terhadap sensasi (benjolan) kurang dari 1 cm,” katanya.

 

“Karena tangan tidak sensitif, kalau tidak normal hanya bisa disentuh 2 cm. Dan karena kanker payudara stadium 1 kurang dari 1 cm, kalau bisa lebih kecil dari itu (ditemukan) lebih baik,” dia berkata.

 

Oleh karena itu, ia menghimbau kepada masyarakat untuk efektif mendeteksi kanker payudara sejak dini agar dapat segera ditangani jika ada masalah.

Meski penyakit kanker payudara lebih berisiko pada perempuan yang sudah berumur, di mana ditemukan rata-rata pada usia 40-45 tahun, teknik pemeriksaan payudara sendiri juga sebaiknya diketahui sejak remaja putri mulai menstruasi.

Ulangi pemeriksaan secara rutin ketika sudah berusia kepala dua dan kepala tiga. Selain memeriksa payudara sendiri, perempuan juga bisa memeriksa payudara secara klinis dengan bantuan tenaga medis.

Baca Juga: Kasiat Ketumbar untuk Kesehatan

Pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan dengan USG atau ultrasonografi yang disarankan dilakukan satu hingga dua kali dalam setahun.

Sementara itu, alat skrining utama yang sangat sensitif dalam mendeteksi adalah mammografi atau mammogram yang ditujukan untuk orang berusia 40 tahun ke atas.

Walau tidak ada kelainan atau keluhan, skrining dengan mammografi disarankan secara rutin sekali per setahun atau per dua tahun.

Menurut Sonar, pemeriksaan mamogram diutamakan untuk perempuan dengan usia di atas 40 tahun. Sebab, ketika usia masih di bawah 40 tahun jaringan payudara masih terlihat padat sehingga lebih sulit mendeteksi dengan alat tersebut.

“Kalau ada kecurigaan (usia di bawah 40 tahun) bisa di-USG.”

Kanker payudara juga dapat menyerang laki-laki, tetapi proporsinya hanya 1:100. Umumnya, kanker payudara pada laki-laki ditemukan di usia lanjut.

“Jarang di bawah 50 tahun,” ujar dia.

Sonar mengingatkan masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan menghindari makanan berlemak yang mempengaruhi hormon, faktor yang terkait dengan kanker payudara.

“Bisa dari lemak sendiri atau karbohidrat, beberapa makanan seperti itu dikurangi, manis-manis juga jangan kebanyakan. Nasi jangan terlalu banyak, apalagi ditambah dengan mie dan kentang, semua karbohidrat,” jelas dia.

(ara/rido)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *