147 Desa di Kabupaten Pati Terancam Kekeringan.

Jurnalindo.com, Pati – Tahun ini akan mengalami musim kemarau kering, meskipun warga pati tidak pertama kali mengalami hal tersebut tetapi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati menghimbau kepada masyarakat agar lebih waspada dan berhati-hati.

Kepala (BPBD) Kabupaten pati, Martinus Budi Prasetyo mengatakan bahwa ada sekitar 147 Desa yang terancam Kekeringan yang terbagi di beberapa kecamatan seperti Winong, Jakenan, Pucakwangi, Jaken, Kayen.

“Tentu upaya kita yang pertama akan membuat peta yang dimaksudkan kita punya data pemetaan desa yang rawan kekeringan nantinya,”terang Martinus belum lama ini.

Baca Juga: Dipenuhi Tempat Jualan dan Tempat Parkir, Kondisi Jalan Panglima Sudirman Pati Semrawut

Untuk mengetahui mana saja yang mengalami kekeringan, lanjut dia maka dibutuhkan pemetaan yang valid agar kedepan tidak terjadi salah kirim bantuan ke wilayah tersebut. pasalnya ini kaitanya dengan bantuan yang dibutuhkan.

” Berawal dari Peta tersebut, maka kita akan mengumpulkan pengusaha, perusahaan yang ada di Pati, dan CSR untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan nantinya,”jelasnya

Dikatakan Pemetaan ini dilakukan sesuai yang diprediksikan oleh BMKG bahwa tahun ini akan mengalami peristiwa El Nino, yang kondisinya sama seperti tahu. 2019 kemarin.

“Setelah 2020-2022 kita mengalami kemarau basah, tetapi tahun ini kita kemaraunya lebih kering dan panjang. Maka kita mempunyai referensi kemarau seperti tahun 2019 kemarin,”ungkapnya.

Berdasarkan data tahun 2019 di kabupaten pati terdapat 147 Desa yang terdampak kekeringan yang ekstrim. untuk itu pihaknya akan segera mungkin meminta bantuan tangki pengisian air seperti yang terjadi pada tahun-tahun sesudahnya.

“Pada saat itu kita memberikan bantuan yang berupa air bersih ada 1600 tangki dari semua elemen tidak hanya BPBD, ada pemerhati lingkungan, csr, perusahan besar, alumni sekolah,”imbuhnya.

Baca Juga: Begini jawaban Polresta Pati terkait Kerusakan Bekas Tembak

Menurutnya dampak musim kemarau kering ini biasanya yang menjadi persoalan di tempat-tempat yakni minimnya air bersih, sehingga pihaknya bersama stakeholder lain bisa memaksimalkan peran untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak.

“Maka dari data tahun 2019 itu, yang nantinya menjadi acuan kita untuk menghadapi musim kemarau dan kekeringan di tahun 2023 ini,”pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *