Jurnalindo.com, – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjukkan komitmennya untuk merealisasikan rencana ambisius Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam membangun tanggul laut raksasa, atau dikenal dengan nama giant sea wall, yang akan membentang dari Jakarta hingga Gresik. Rencana besar ini bertujuan untuk mengatasi masalah penurunan muka tanah dan risiko banjir rob di wilayah utara Pulau Jawa.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan bahwa pihaknya sudah memiliki sejumlah studi terkait proyek tersebut, berkat pekerjaan yang telah dilakukan pada proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). “Kami sudah memiliki studi terkait NCICD. Jadi, jika giant sea wall ini dikaitkan dengan NCICD, prioritas utamanya adalah membangun Jakarta utara terlebih dahulu,” jelas Basuki saat ditemui di kompleks Parlemen RI, Jakarta, pada Senin, 9 September 2024.
Walaupun mendukung penuh proyek giant sea wall, Basuki juga menyoroti tantangan besar yang terkait dengan biaya konstruksi. Studi awal menunjukkan bahwa pembangunan tanggul laut dari Bekasi hingga Jakarta saja memerlukan anggaran mencapai Rp90 triliun. Studi ini dikerjakan bersama dengan Korea dan Belanda. “Desainnya sudah kami kerjakan bersama Korea dan Belanda. Dari Bekasi sampai Tangerang kira-kira memerlukan Rp90 triliun,” tambahnya.
Pembangunan giant sea wall dianggap sangat penting untuk mengatasi penurunan muka tanah yang terjadi di Jakarta, yang sering mengakibatkan banjir rob dan dampak lingkungan lainnya. Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, telah menggaungkan proyek ini sejak awal tahun lalu dan menekankan pentingnya tidak terjebaknya proyek ini dalam siklus politik lima tahunan.
Prabowo menegaskan bahwa proyek ini adalah investasi jangka panjang yang akan memakan waktu hingga 40 tahun untuk rampung sepenuhnya. “Saya kira politikus biasanya berpikir dalam kurun waktu lima tahunan, tetapi kita perlu berpikir lebih jauh lagi. Proyek ini krusial untuk menyelamatkan wilayah utara Jawa, yang mencakup lima wilayah pertumbuhan, 70 kawasan industri, lima kawasan ekonomi khusus (KEK), dan lima pusat wilayah pertumbuhan dari terjangan banjir rob,” ujar Prabowo dalam Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, di Hotel Kempinski, Rabu, 11 Januari 2024.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa pembangunan giant sea wall akan dilakukan dalam tiga fase dengan total anggaran sebesar Rp164,1 triliun untuk dua fase pertama. Anggaran untuk fase terakhir belum dapat dipastikan. “Total cost yang diperlukan untuk pantura Jakarta, hanya untuk bendungnya, memang sangat besar. Namun, banyak proyek yang bisa kita kembangkan dari sini,” ungkap Airlangga dalam seminar yang sama.
Proyek giant sea wall diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk melindungi wilayah utara Pulau Jawa dari risiko banjir rob, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan industri di kawasan tersebut. Komitmen dari Kementerian PUPR dan dukungan dari pemerintah menjadi kunci untuk merealisasikan proyek ambisius ini dalam jangka panjang. (Bisnis.com/Nada)